Profil

My photo
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Nama saya Afri Mardicko, dosen di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Saya putra asli Minang dan Jawa. Suku Minang saya adalah Caniago solok.

Saturday, March 27, 2021

PRINSIP, FUNGSI DAN TUJUAN SUPERVISI PENDIDIKAN

A. Pengertian Supervisi Pendidikan

Dilihat dari sudut etimologi istilah "Supervisi" berasal dari bahasa Inggris yaitu "supervision" yang sering diartikan dengan pengawasan/ kepengawasan.  Supervisi terdiri dari kata "super" dan "vision" yang masing-masing kata itu berarti lihat/penglihatan, tilik dan awasi (Engkoswara dan Komariah, 2015). Sedangkan secara Epistimologi Supervisi  ialah  pembinaan  yang  diberikan  kepada  seluruh  staf sekolah agar mereka dapat  meningkatkan  kemampuan untuk  mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor.

Supervisi pendidikan merupakan supervisi yang menerapkan prinsip pendidikan dalam pelaksanaannya. Prinsip merupakan fondasi yang membimbing supervisor dalam melaksanakan tugasnya, sebagai nilai dasar yang menjiwai seluruh  pelaksanaan  supervisi,  sehingga dapat  berjalan baik,  efektif, bermutu, sekaligus  juga  etis,  agar  interaksi  supervisi  pendidikan  memiliki  jiwa  dan semangat perbaikan bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan atau pembelajaran sekolah (Suharsaputra, 2018).

Dalam supervisi pendidikan dikenal dengan prinsip “Akuntabilitas” yakni segala sesuatu yang ditugaskan pada seorang pendidik atau supervisor termasuk amanah dari Allah SWT yang suatu saat akan dimintai pertanggung jawaban dalam pelaksanaan tugasnya. Hal tersebut sesuai dengan hadits Nabi:

 

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا مُوسَى بْنُ

عُقْبَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا

  قَالَ كُلُّكُمْ رَاعٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْأَمِيرُ رَاعٍ وَالرَّجُلُ

رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ

   مَسْئُولٌ عَنْ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ

رَعِيَّتِهِ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdan Telah mengabarkan kepada kami Abdullah Telah mengabarkan kepada kami Musa bin Uqbah dari Nafi' dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin. Dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang Amir adalah pemimpin. Seorang suami juga pemimpin atas keluarganya. Seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya. Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari: 4801)

 

Konsep kuno supervisi dilaksanakan dalam bentuk "inspeksi" atau mencari kesalahan. Sedangkan secara konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut : “Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, an envirovment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.

Dalam Al Quran isyarat mengenai supervisi dapat diidentifikasi dari (salah satunya) ayat berikut :

 

قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

 

Artinya:  Katakanlah, Jika  kamu  sembunyikan  apa  yang  ada  dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya. Dia mengetahui apa yang di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS. Al-Imron;29).

 

Ayat di atas secara implisit mengungkapkan tentang luasnya cakupan pengetahuan Allah SWT tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan mahluk ciptaan-Nya. Demikian pula dalam ayat tersebut mengisyaratkan posisi Allah SWT sebagai Pencipta merupakan pemilik otoritas tertinggi yang membawahi semua mahluk ciptaan-Nya, yang bila dikaitkan dengan konteks pengertian supervisi yang dikemukakan oleh Arikunto (2010) yaitu supervisi dilakukan oleh atasan atau pimpinan yang tentunya memiliki otoritas yang lebih tinggi terhadap hal-hal yang ada dibawahnya atau bawahannya memiliki kesamaan konsep tentang subjek pelaku supervisi yaitu sama-sama dilakukan oleh subjek yang memilki otoritas yang lebih tinggi terhadap subjek yang lebih rendah/bawahan.

Dapat disimpulkan bahwa Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya  dan   peningkatan  mutu   mengajar  dan   belajar  pada khususnya. Supervisi dapat artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang  menjadi  sasaran  supervisi  diartikan  pula  pembinaan  guru  (Afriansyah, 2019).

Adapun hadist mengenai supervisi pendidikan:

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ

 

Artinya: Dari Umar RA juga dia berkata: Ketika kami duduk- duduk disisi   Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk  dihadapan  Nabi  lalu  menempelkan  kedua  lututnya  kepada  kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam) seraya berkata: Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam? maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam: Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Illah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu, kemudian dia berkata:  anda benar. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi:   Beritahukan aku tentang Iman. Lalu beliau bersabda: Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk, kemudian dia berkata: anda benar.  Kemudian dia berkata lagi: Beritahukan aku tentang ihsan. Lalu beliau bersabda:  Ihsan adalah engkau beribadah kepada  Allah  seakan-akan  engkau  melihatnya,  jika  engkau  tidak  melihatnya maka Dia melihat engkau (H.R Muslim).

 

Dalam hadits tersebut, Islam dibangun dengan tiga aspek, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Iman menyangkut aspek theologi, sedangkan yang Islam menyangkut aspek  syariat  atau  beribadah.  Yang  terakhir  adalah  Ihsan  yang  menyangkut aspek akhlak. Dalam penjelasan hadits tersebut, definisi Ihsan adalah "engkau  beribadah  kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau". Setiap langkah maupun nafas kita, kita akan selalu diawasi oleh Allah. Ketika Allah mengawasi hambanya tidak diragukan lagi keadilannya. Berbeda dengan pengawas manusia, mungkin ada segelintir pengawas yang tidak memenuhi prosedur. Hal inilah yang membuat kita sebagai pendidik termotivasi bahwasanya kita diawasi bukan hanya di dunia saja, akan tetapi juga di akhirat.

 

B. Prinsip Supervisi Pendidikan

Seorang supervisor akan banyak dihadapkan pada banyak persoalan, maka dalam hal ini supervisor harus berpegang pada prinsip supervisi. Prinsip merupakan pondasi yang membimbing supervisor dalam melaksanakan tugasnya, sebagai nilai dasar yang menjiwai seluruh pelaksanaan supervisi. Sehingga supervisi dapat berjalan baik, efektif, bermutu, sekaligus juga etis, agar interaksi supervisi pendidikan memiliki jiwa dan semangat perbaikan bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan/ pembelajaran di sekolah.

Sutesna (1985) mengemukakan prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut:

1.      Supervisi merupakan bagian integratif dari progrm pendidikan, ia adalah pelayanan yang bersifat kerja sama.

2.      Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi.

3.      Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personel sekolah.

4.      Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan, sasaran-sasaran pendidikan , dan hendaknya menerangkan implikasi-mplikasi dari tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran itu.

5.      Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan  dari semua anggota staf sekolah, hendaknya membantu dalam pengembangan hubungan sekolah masyarakat yang baik.

6.      Tanggung jawab dan pengembangan program supervisi berada pada kepala sekolah bagi sekolahnya dan pada pemilik/pengawas bagi sekolah-sekolah yang berada di wilayahnya.

7.      Harus ada dana yang memadai untuk program kegiatan supervisi dalam anggaran tahunan.

8.      Efektivitas program supervisi hendaknya dinilai secara periodik oleh para peserta.

9.      Supervisi  hendaknya  membantu  menjelaskan  dan  menerapkan  dalam praktik penemuan penelitian pendidikan yang mutakhir.

 

Sementara itu Bruecker dan Button (dalam Muslim, 2009) mengemukakan prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut:

1.      Supervision will respect personally and individual differences between personalites. Supervisi menghormati perbedaan-perbedaan personal dan individual, sehingga pelayanan yang diberikan perlu melihat perbedaan tersebut sebagai panduan untuk memberikan pelayanan yang berbeda pula, hal ini dimaksudkan agar pelayanan bantuan dan atau bimbingan akan tepat sesuai dengan kepribadian orang yang dilayani supervisi, sehingga akan efektif dalam melaksanakan supervisi pendidikan.

2.      Supervision willbased upon the assumtion that educational workers are capable of growth. Pandangan posif akan orang yang dilayani menjadi hal penting untuk berjalannya supervisi pendidikan dengan efektif, karena mempercayai bahwa setiap yang dilayani punya kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.

3.      Supervision will privide full opportunity for the cooperative formulation of poloices and plans, will welcoe and utilize free expression and contibution from  all.  Supervisi  dilakukan  dengan  memberi  kesempatan  penuh  pada pihak yang disupervisi untuk bekerja sama merumuskan kebijakan dan rencana pengawasan supervisi.

4.      Supervisi will stimulate initiative, self-reliance and individual responsibility on the parts of all persons in the discharge of their duties. Supervisi akan mendorong inisiatif, kepercayaan diri dan tanggungjawab individu dari semua pihak yang menjalankan tugas dan kewajiban.

5.      Supervision   will   work   toward   cooperatively   determined   functional groupings of the staff, with flexible regrouping as necessary, will invite specialist when advisable. Supervisi dilakukan secara fleksibel dan pengelompokkan fungsional ditentukan secara bersama serta dilakukan perubahan di mana diperlukan.

6.      Supervision will be creative and not prescriptive. Supervisi perlu dilakukan secara kreatif dan bukan hanya mengacu pada norma-norma atau ketentuan supervisi yang standar, yang penting semua kreativita mengarah pada pencapaian tujuan yang sama.

7.      Supervision proceeds by means of an onderly, cooperatively planned and executed series of activites. Supervisi dilakukan berdasarkan keteraturan dan kerja sama dalam merencanakan dan melaksanakan serangkaian kegiatan supervisi.

8.      Supervision will be judged by the results it secure. Supervisi dinilai dari hasil yang diperoleh dalam dan setelah melakukan supervisi.

 

Prinsip-prinsip sebagaimana dikemukakan di atas menunjukkan pelaksanaan supervisi pendidikan merupakan hubungan manusia dalam konteks dalam  mencapai  sesuatu  yang  lebi  baik.  Supervisi  pendidikan  merupakan hubungan antara supervisor dengan yang disupervisi, hubungan tersebut menunjukkan hubungan kemanusiaan sekaligus hubungan profesional, dimana masing-masing pihak perlu menunjukkan penghormatan dan kepercayaan agar komunikasi supervisi dapat berjalan efektif dan memberdayakan (Suharsaputra, 2018).

Prinsip-prinsip tersebut merupakan pedoman dalam melaksanakan supervisi pendidikan agar dapat memberikan hasil optimal bagi peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran di sekolah. Prinsip kebersamaan, keterarahan dan dukungan menjadi faktor yang mengikat bebagai kegiatan supervisi pendidikan, sehingga efektivitas pelaksanaanya dapat terjamin. Setiap supervisi dilaksanakan secara sistematis, yaitu dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontiniu. Penggunaan prinsip ilmiah ini dimaksudkan  agar pelaksanaan supervisi lebih objektif dan rasional serta tidak mengada ada atau sesuai dengan yang senyatanya, sebagamana diisyaratkan dalam Surah al-Araf  ayat 89 yang artinya:

 

قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اِنْ عُدْنَا فِيْ مِلَّتِكُمْ بَعْدَ اِذْ نَجّٰىنَا اللّٰهُ مِنْهَاۗ وَمَا يَكُوْنُ لَنَآ اَنْ نَّعُوْدَ فِيْهَآ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّنَاۗ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًاۗ عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَاۗ رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ

Artinya: Sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, setelah Allah melepaskan kami darinya. Dan tidaklah pantas kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.”

 

Prinsip yang tidak kalah penting seorang supervisor dalam melaksanakan tugasnya terdapat di dalam Al-qur'an Surat Al-Imron ayat 159:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

Artinya: Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal (Al-Imron-159).

 

Dengan prinsip-prinsip supervisi pendidikan maka diharapkan sikap para pemimpin pendidikan tidak lagi memaksakan kehendaknya, menakut-nakuti, melumpuhkan semangat dan kreatifitas guru serta stafnya akan tetapi sebaliknya. Oleh karena itu seorang supervisor harus berpegang teguh pada prinsip supervisi yang ada.

 

C.  Fungsi Supervisi Pendidikan

Fungsi merupakan pelaksanaan peran yang disandang suatu unit atau individu dalam posisi organisasi tertentu. Supervisi pendidikan menjalankan fungsinya dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui berbagai kegiatan yang relavan sehingga memampukan organisasi sekolah menyelenggarakan  proses  pendidikan  secara  efektif. Sutisna (1985) mengemukakan fungsi supervisi sebagai berikut:

1.    Supervisi sebagai penggerak perubahan

2.    Supervisi sebagai program pelayanan untuk memajukan pengajaran

3.    Supervisi sebagai keterampilan dalam hubungan manusia

4.    Supervisi sebagai kepemimpinan kooperatif

 

Adapun swearingen mengemukakan delapan fungsi supervisi sebagai berikut:

1.    Coodination  of  effarts,  supervisi  berfungsi  mengkoordinasikan  upaya untuk meningkatkan kemampuan organisasi sekolah dalam menjalankan perannya sebagai lembaga pendidikan agar diperoleh suatu mutu pendidikan dan pembelajaran yang makin baik sehingga output dan proses pendidikan dapat memberi kontribusi signifikan bagi pembangunan mutu sumber daya manusia.

2.    Provision of leadership. Supervisi pendidikan dapat berfungsi dalam mengembangkan kepemimpinan kepala sekolah dan memberdayakan potensi  kepemimpinan   para   guru   dan   mengembangkannya   dalam memperkaya peran dan tugasnya disamping sebagai pendidik di kelas.

3.    Extension of experience. Supervisi pendidikan berfungsi memperluas pengalaman para guru termasuk juga kepala sekolah dalam mendorong pengayaan pemahaman akan tugas yang dilakukan dalam menyelenggarakan proses pendidikan.

4.    Stimulation of creative efforts. Supervisi pendidikan berfungsi dalam mendorong dan mengembangkan kreativitas dari para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik.

5.    Facilitation and evaluation of change. Perubahan merupakan esensi kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan yang memerlukan belajar dan berubah untuk dapat berinteraksi dengan tepat. Supervisi membantu memfasilitasi perubahan dalam menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

6.    Analysis of learning situations. Supervisi pendidikan berfungsi melakukan analisis atas situasi terkait dengan belajar. Analisis ini diperlukan dalam mengembangkan budaya sekolah agar pembelajaran lebih bermutu.

7.    Contribution to a body of professional knowledge.  Supervisi berfungsi sebagai kontribusi bagi pengembangan pengetahuan profesional seperti praktik praktik yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah.

8.    Integration     of     goals.     Supervisi     pendidikan     berfungsi     untuk mengintegrasikan   tujuan   tujuan   dalam   menjalankan   tugasnya   yang bersama  menopang  pada  efektivitas  pencapaian  tujuan  sekolah  terkait mutu pendidikan baik dalam proses maupun hasil pendidikan.

 

Dari delapan fungsi supervisi ini punya dampak besar bagi peningkatan kapabilitas organisasi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan pembelajaran. Adapun Gregorio (Suharsaputra, 2018).mengemukakan bahwa ada 5 fungsi utama yaitu :

1.    Inspeksi   yakni   untuk   mengetahui   dan   memahami   apa yang   terjadi berkaitan dengan peran dan tugas yang dilakukan oleh yang disupervisi.

2.    Penelitian   yakni   sebagai   langkah   mengidentifikasi   kondisi   proses pendidikan yang terjadi secara factual objektif.

3.    Fasilitator  yakni membantu memudahkan pihak yang disupervisi untuk melakukan perbaikan dalam bidang pekerjaanya dan memfasilitasi dalam bidang pekerjaannya.

4.    Bimbingan   yakni   kegiatan   supervisi   dimana   supervisior   melakukan bantuan bantuan pada yang disupervisi secara bertahap melalui langkah demi labgkah dalam meningkatkan kinerja.

5.    Penilaian yakni fungsi supervisi dalam melihat capaian perubahan serta perbaikan  kinerja  yang  dilakukan  oleh  yang  disupervisi  

 

D.  Tujuan Supervisi Pendidikan

Dalam melaksanakan tugasnya, supervisor haruslah mengetahui tujuan yang hendak dicapai. Tujuan supervisi pendidikan yaitu kondisi yang ingin terjadi atau di wujudkan dengan dilaksanakannya atau sesudah dilakukannya kegiatan supervisi pendidikan. Berikut pendapat beberapa pakar tentang tujuan supervisi pendidikan:

1.      Briggs dan Justman

Mengkordinasikan, menstimulus dan  mengarahkan  pertumbuhan  guru- guru agar sanggup menstimulus dan mengarahkan pertumbuhan setiap murid dengan melatih bakat-bakatnya untuk berpartisipasi secara lebih inteligen dan berhasil dalam masyarakat di masa hidup.

 

2.         Peter F. Oiivia

a)      Membantu   guru   dalam   mengembangkan   proses   kegiatan   belajar mengajar.

b)      Membantu  dalam  menerjemahkan  dan  mengembangkan  kurikulum dalam proses belajar mengajar.

c)      Membantu sekolah dalam mengembangkan staf.

 

3.         Serglovanni

a)         Tujuan akhir adalah mencapai pertumbuhan dan perkembangan para siswa (yang bersifat total). Dengan demikian sekaligus akan dapat memperbaiki masyarakat.

b)        Tujuan kedua ialah membantu kepala sekolah dalam menyesuaikan program pendidikan dari waktu ke waktu secara kontinu (dalam rangka menghadapi tantangan perubahan zaman).

c)         Tujuan perantara ialah membina guru-guru agar dapat mendidik para siswa dengan baik , atau menegakkan disiplin kinerja secara manusiawi.

 

4.         Glickman

Membantu guru bagaimana belajar meningkatkan kemampuan mereka sendiri guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bagi siswa-siswanya.

 

5.         Ametembun

Perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada umumnya dan meninkatkan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.

 

6.         Zepeda

Outlined the intents of supervision (Intructional Supervision) that promote: Face  to  face  interaction  and  relationship  building  between  the teacher and supervisior. Membangun hubungan dan interaksi tatap muka di antara guru dan supervisior. Ongoing for the teacher and the supervisior. Melakukan belajar bagi   guru   dan   supervisior.   Baik   supervisior   maupun   yang disupervisi dapat belajar dalam berinteraksi supervisi pendidikan yang dilakukan. The improvement of students learning through improvement of the teacher’s instruction. Perbaikan belaja siswa melalui perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Data based decision making. Pembuatan keputusan berbasis data dan informasi yang akurat dan factual. Capacity building of individuals and the organization. Membangun kapasitas individu-individu (anggota organisasi sekolah dari kapasitas organisasi). Trust in the processes, eacn other, and the environment. Satu sama lain        percaya   pada    proses   dan   pada   lingkungan.   Perbaikan memperlukan proses dan memperhatikan faktor lingkungan  yang dapat dan mungkn mempengaruhinya. Chage  that  result  in  better  developmental  life  for  teachers  and students         and    their    learning.    Melakukan    perubahan    yang menghasilkan   sesuatu   yang   lebi   baik   dalam   perkembangan kehidupan para guru dan murid serta belajarnya.

 

Dari pendapat pakar diatas, bahwa tujuan supervisi pendidikan memiliiki cakupan luas dengan fokus pada meningkatnya mutu-mutu pendidikan/ pembelajaran. Mutu pembelajaran adalah hal yang perlu dilihat sebagai sistem dimana guru menjadi pelaku utamanya, namun keterkaitan dengan kehidupan organisasi sekolah tidak bisa diabaikan, karena dalam sistem itulah proses pembelajaran terjadi, dan dalam kondisi oraganisasi yang efektiflah mutu pembelajaran dapat berkembang dan terus dikembangkan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

 

Tujuan  supervisi  pendidikan  Sergiovanni dalam (Bafadal, 2008) mengemukakan ada tiga tujuan supervisi instruksional, yaitu:

1.    Mengembangkan profesionalisme guru;

Supervisi pembelajaran bertujuan membantu mengembangkan profesionalisme  guru agar menjadi  orang yang  handal  dan  dapat  dipercaya,  sehingga  mampu  meningkatkan  kualitas kegiatan pembelajaran kearah yang lebih baik. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Surah Al-Qashash ayat 26 sebagai berikut:

قَالَتْ اِحْدٰىهُمَا يٰٓاَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖاِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْاَمِيْنُ 

Artinya  :  Dan  salah dari  seorang  dari  kedua  (perempuan)  itu  berkata, Wahai ayahku! jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya oang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya. (QS. Al-Qasas:26).

 

Profesionalime guru yang dimaksud adalah kemampuannya dalam memahami  pembelajaran,  manajemen  kelas,  keterampilan  menerapkan pendekatan, strategi, metode dan teknik mengajar yang efektif dan menggunakan media pembelajaran untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi   pembelajaran   serta   kecakapan   dalam   memilih   model   dan   teknik pembelajaran yang efektif dan fungsional baik secara individu maupun kelompok. Hal ini sesuai sabda Rasulullahu alaihi wassalam sebagai berikut:

 

:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَت

  (رواه الطبرني والبيهقي) أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ نّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ

 

Artinya: Dari Aisyah r.a., sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional”. (HR. Thabrani, No: 891, Baihaqi, No: 334).

 

2.    Meningkatkan   motivasi   kerja

Supervisi   pembelajaran   juga bertujuan  meningkatkan  motivasi  kerja  guru  agar  memiliki  perhatian  yang sungguh-sungguh  dengan  komitmen  yang  kuat  untuk  mengubah  perilakunya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan serta perkembangan motivasi belajar siswa kearah kemandirian belajar untuk meraih hasil belajar yang optimal. Islam selalu menyeru manusia untuk senantiasa bekerja keras dan berjuang serta melarang segala bentuk kemalasan dan  pengangguran.  Muslim yang aktif bekerja adalah orang terhormat. Dalam pandangan Islam, kerja (amal) menentukan posisi dan status seseorang dalam kehidupannya, karena Allah selalu membalas  dengan  balasan  yang setimpal  atas  pekerjaan  yang  telah  dilakukan manusia, sebagaimana diungkap di dalam Surah al-An‘am : 132, sebagai berikut:

 

وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ  

Artinya : Dan masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan.  Dan tuhanmu  tidak lengah  terhadap  apa  yang  mereka kerjakan (QS. Al-Anam:132).

 

Ayat di atas, menunjukkan bahwa Allah selalu menghargai orang-orang yang memiliki motivasi kerja tinggi dan melakukan aktivitas yang positif, bekerja keras, dan berjuang serta selalu berupaya melatih kemampuan fisiknya sebagai salah satu modal dalam bekerja. Insentif-insentif itu berupa pahala berlimpah, pertolongan, dan petunjuk Allah

 

3.    Mengontrol/ mengawasi kualitas; 

Supervisi pembelajaran memonitor dan mengawasi kegiatan pembelajaran di sekolah agar berjalan sesuai yang diprogramkan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah An-Nisā:1, yang artinya:

اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

 

Artinya:  .... sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.

Kegiatan   pengawasan   ini   bisa   dilakukan   melalui   kunjungan   kelas, observasi kegiatan mengajar guru, menganalisis hasil-hasil ujian siswa dan melakukan percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan siswa-siswanya. Pengawasan dilakukan bukan untuk mencari kesalahan-kesalahan guru akan tetapi untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke arah peningkatan mutu kegiatan pembelajaran dan mutu layanan pendidikan.

Tujuan akhir supervisi pendidikan di dalam pembelajaran adalah perilaku belajar siswa. Alfonso dkk (1981) menggambarkan tujuan supervisi sebagai berikut:


Tujuan Organisasi

Kebutuhan Siswa

Perilaku Supervisi Instruksional

Perilaku Belajar

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Afriansyah Hade. 2019. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jurnal Artikel.

 

Alfonso, Robert J. Fith. , Gerald R, Neville. Rachard F. 1981. Instructional Supervision A Behavior System. Boston: Allyn And Bacon.

 

Arikunto, Suhaimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

 

Bafadal, Ibrahim. 2008. Peningkatan profesionalisme Sekolah Dasar dalam Kerangka Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.  

 

Engkoswara dan Komariah Aan. 2015.  Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

 

Kimball, Wiles. 1967. Introduction to Educational Administration. Boston: Allyn and Bacon, IncIbrahim

 

Muslim. Sri Banun. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta

 

Suharsaputra    Uhar.    2018.    Supervisi    Pendidikan    Pendekatan    berbasis Kinerja. Bandung : PT Refika Aditama.

 

Sutesna, Oteng. 1985. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.

 

Suhaimi, Arikunto. 2004. Managemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Melya.

HAKIKAT PEMBELAJARAN

1. Makna Pembelajaran Pada bab 1 kita sudah membahas tentang makna belajar. Supaya belajar dapat terlaksana dengan baik dan maksimal maka ...