A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Dilihat dari sudut etimologi istilah
"Supervisi" berasal dari bahasa Inggris yaitu
"supervision" yang sering diartikan dengan pengawasan/ kepengawasan. Supervisi terdiri dari kata "super" dan "vision"
yang masing-masing kata itu berarti lihat/penglihatan, tilik dan awasi (Engkoswara dan
Komariah, 2015). Sedangkan secara
Epistimologi Supervisi ialah
pembinaan yang
diberikan kepada
seluruh
staf
sekolah agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan untuk
mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor.
Supervisi pendidikan merupakan supervisi yang menerapkan prinsip pendidikan dalam pelaksanaannya. Prinsip merupakan fondasi yang membimbing supervisor dalam melaksanakan tugasnya, sebagai nilai dasar yang menjiwai
seluruh pelaksanaan supervisi,
sehingga dapat berjalan baik,
efektif, bermutu, sekaligus juga etis, agar interaksi
supervisi pendidikan
memiliki jiwa dan
semangat perbaikan
bersama dalam meningkatkan
mutu
pendidikan atau
pembelajaran sekolah
(Suharsaputra, 2018).
Dalam supervisi pendidikan dikenal dengan prinsip “Akuntabilitas” yakni
segala sesuatu yang ditugaskan pada seorang pendidik atau supervisor termasuk
amanah dari Allah SWT yang suatu saat akan dimintai pertanggung jawaban dalam
pelaksanaan tugasnya. Hal tersebut sesuai dengan hadits Nabi:
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا
مُوسَى بْنُ
عُقْبَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا
قَالَ كُلُّكُمْ
رَاعٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْأَمِيرُ رَاعٍ وَالرَّجُلُ
رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ
مَسْئُولٌ عَنْ
زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ
رَعِيَّتِهِ
Artinya: Telah menceritakan
kepada kami Abdan Telah mengabarkan kepada kami Abdullah Telah mengabarkan
kepada kami Musa bin Uqbah dari Nafi' dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma, dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Setiap kalian adalah
pemimpin. Dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang
dipimpinnya. Seorang Amir adalah pemimpin. Seorang suami juga pemimpin atas
keluarganya. Seorang wanita juga pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya.
Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai
pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhari: 4801)
Konsep kuno supervisi dilaksanakan dalam bentuk "inspeksi" atau
mencari kesalahan. Sedangkan secara konsep supervisi modern dirumuskan oleh
Kimball Wiles (1967) sebagai berikut : “Supervision
is assistance in the devolepment of a better teaching learning situation”.
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih
baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan
situasi belajar mengajar (goal, material,
technique, method, teacher, student, an envirovment). Situasi belajar
inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan
supervisi. Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek
dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.
Dalam Al Quran isyarat mengenai supervisi dapat diidentifikasi dari (salah satunya) ayat berikut :
قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ
يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ
وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: Katakanlah,
Jika
kamu sembunyikan apa
yang ada dalam
hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya. Dia mengetahui apa
yang di langit dan apa yang ada di bumi. Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS. Al-Imron;29).
Ayat di atas secara implisit mengungkapkan tentang
luasnya cakupan
pengetahuan Allah SWT tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan mahluk
ciptaan-Nya.
Demikian pula dalam ayat tersebut mengisyaratkan posisi Allah SWT sebagai Pencipta merupakan pemilik otoritas tertinggi yang
membawahi semua
mahluk ciptaan-Nya, yang bila dikaitkan dengan konteks
pengertian supervisi yang
dikemukakan oleh Arikunto (2010)
yaitu supervisi dilakukan oleh
atasan atau pimpinan yang tentunya memiliki otoritas yang lebih tinggi terhadap hal-hal yang ada
dibawahnya atau bawahannya memiliki kesamaan konsep tentang subjek
pelaku supervisi yaitu sama-sama dilakukan oleh subjek yang
memilki otoritas yang lebih tinggi terhadap
subjek yang lebih rendah/bawahan.
Dapat disimpulkan bahwa
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya
dan
peningkatan mutu mengajar
dan belajar pada
khususnya. Supervisi dapat artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran
pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata
usaha. Namun yang menjadi
sasaran supervisi
diartikan pula
pembinaan guru (Afriansyah,
2019).
Adapun
hadist mengenai supervisi pendidikan:
عَنْ
عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ
عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ
يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ
إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ
وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ
تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ
وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ،
فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ
اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ
صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ
كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ:
فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ
السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ
رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ
يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ
قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ
أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ
. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: Dari Umar RA juga dia berkata: Ketika kami duduk-
duduk disisi Rasulullah Shallallahu‘alaihi
wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan
berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan
tidak ada
seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga
kemudian dia duduk dihadapan
Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya
(Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam) seraya berkata: Ya
Muhammad, beritahukan aku tentang Islam? maka bersabdalah Rasulullah
Shallallahu‘alaihi wasallam: Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada
Illah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan
dan
pergi haji jika
mampu, kemudian dia
berkata: anda benar. Kami semua heran, dia yang
bertanya dia
pula yang membenarkan. Kemudian
dia bertanya lagi: Beritahukan aku tentang Iman. Lalu beliau bersabda: Engkau beriman
kepada
Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari
akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk, kemudian dia berkata: anda benar. Kemudian dia berkata
lagi: Beritahukan
aku
tentang ihsan.
Lalu beliau bersabda: Ihsan adalah engkau beribadah kepada
Allah seakan-akan
engkau
melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat
engkau (H.R Muslim).
Dalam hadits tersebut, Islam dibangun dengan tiga
aspek, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Iman menyangkut aspek
theologi, sedangkan yang Islam menyangkut aspek
syariat
atau beribadah. Yang terakhir
adalah
Ihsan yang menyangkut aspek
akhlak. Dalam penjelasan hadits tersebut, definisi Ihsan adalah "engkau
beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika
engkau tidak melihatnya
maka Dia melihat engkau".
Setiap langkah maupun nafas kita, kita
akan selalu diawasi oleh Allah. Ketika Allah mengawasi
hambanya tidak diragukan lagi keadilannya. Berbeda
dengan pengawas manusia,
mungkin ada segelintir pengawas yang tidak memenuhi
prosedur. Hal inilah yang
membuat kita sebagai pendidik termotivasi bahwasanya kita diawasi bukan hanya di dunia saja, akan tetapi juga di akhirat.
B. Prinsip Supervisi Pendidikan
Seorang supervisor akan banyak dihadapkan pada
banyak persoalan, maka dalam hal ini supervisor harus berpegang pada prinsip
supervisi. Prinsip merupakan pondasi yang membimbing supervisor dalam melaksanakan tugasnya, sebagai nilai dasar yang menjiwai seluruh pelaksanaan
supervisi. Sehingga supervisi dapat berjalan baik, efektif,
bermutu, sekaligus juga etis, agar interaksi supervisi pendidikan memiliki jiwa
dan
semangat perbaikan bersama dalam meningkatkan
mutu
pendidikan/ pembelajaran di sekolah.
Sutesna (1985) mengemukakan prinsip-prinsip
supervisi sebagai
berikut:
1.
Supervisi merupakan bagian integratif dari progrm pendidikan, ia adalah
pelayanan yang bersifat kerja sama.
2.
Semua guru memerlukan dan
berhak atas bantuan supervisi.
3.
Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari
personel sekolah.
4.
Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan, sasaran-sasaran pendidikan , dan hendaknya
menerangkan implikasi-mplikasi dari tujuan-tujuan dan
sasaran-sasaran itu.
5.
Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari
semua anggota staf sekolah, hendaknya
membantu dalam pengembangan hubungan sekolah masyarakat yang baik.
6.
Tanggung jawab dan pengembangan program supervisi berada pada kepala sekolah bagi sekolahnya dan pada
pemilik/pengawas bagi sekolah-sekolah yang berada di
wilayahnya.
7.
Harus ada dana yang memadai untuk program kegiatan supervisi dalam
anggaran tahunan.
8.
Efektivitas program supervisi
hendaknya dinilai secara periodik oleh para peserta.
9.
Supervisi hendaknya membantu
menjelaskan
dan menerapkan dalam
praktik penemuan penelitian pendidikan yang mutakhir.
Sementara itu Bruecker
dan
Button
(dalam Muslim, 2009) mengemukakan
prinsip-prinsip
supervisi sebagai berikut:
1. Supervision will respect
personally and individual differences between
personalites. Supervisi menghormati perbedaan-perbedaan personal dan
individual, sehingga pelayanan yang
diberikan perlu melihat perbedaan
tersebut sebagai panduan untuk memberikan pelayanan yang
berbeda pula,
hal
ini dimaksudkan agar pelayanan bantuan dan atau
bimbingan akan tepat
sesuai dengan kepribadian orang yang dilayani supervisi, sehingga akan efektif
dalam melaksanakan
supervisi pendidikan.
2.
Supervision willbased upon the assumtion that educational workers are capable of growth. Pandangan posif akan orang yang
dilayani menjadi hal
penting untuk berjalannya supervisi pendidikan dengan efektif, karena mempercayai bahwa setiap yang
dilayani punya kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang.
3.
Supervision will privide full opportunity for the cooperative formulation of poloices and plans, will welcoe and utilize free expression
and contibution
from all. Supervisi dilakukan dengan memberi
kesempatan penuh
pada pihak
yang disupervisi untuk bekerja sama merumuskan kebijakan dan rencana pengawasan supervisi.
4.
Supervisi will
stimulate initiative,
self-reliance and individual responsibility
on the parts of all persons in the
discharge of their duties. Supervisi akan mendorong inisiatif, kepercayaan
diri dan tanggungjawab individu dari
semua pihak yang menjalankan tugas
dan kewajiban.
5.
Supervision will work toward cooperatively
determined
functional groupings of the staff, with flexible regrouping as necessary,
will invite specialist when advisable. Supervisi dilakukan secara fleksibel dan
pengelompokkan fungsional ditentukan
secara bersama serta dilakukan
perubahan di mana diperlukan.
6.
Supervision will be creative and not prescriptive. Supervisi perlu dilakukan
secara kreatif dan bukan hanya mengacu pada norma-norma
atau ketentuan
supervisi yang
standar, yang
penting semua kreativita mengarah pada
pencapaian
tujuan yang sama.
7.
Supervision proceeds by means of an onderly, cooperatively planned and executed series of activites. Supervisi dilakukan berdasarkan keteraturan dan kerja sama dalam merencanakan dan melaksanakan serangkaian
kegiatan
supervisi.
8.
Supervision will be judged
by the results it secure. Supervisi dinilai dari hasil yang diperoleh dalam
dan setelah melakukan supervisi.
Prinsip-prinsip
sebagaimana dikemukakan di atas menunjukkan pelaksanaan supervisi pendidikan merupakan hubungan manusia dalam konteks dalam
mencapai sesuatu
yang lebi baik.
Supervisi pendidikan
merupakan hubungan antara supervisor dengan yang disupervisi, hubungan tersebut menunjukkan hubungan kemanusiaan sekaligus hubungan
profesional, dimana masing-masing
pihak perlu menunjukkan penghormatan dan kepercayaan agar komunikasi supervisi dapat berjalan efektif dan memberdayakan (Suharsaputra, 2018).
Prinsip-prinsip
tersebut merupakan pedoman dalam melaksanakan supervisi
pendidikan agar dapat memberikan hasil optimal bagi peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran di sekolah.
Prinsip kebersamaan, keterarahan dan dukungan menjadi faktor yang
mengikat bebagai kegiatan supervisi pendidikan,
sehingga efektivitas pelaksanaanya dapat terjamin. Setiap supervisi dilaksanakan secara
sistematis, yaitu dilaksanakan secara teratur,
berencana dan kontiniu.
Penggunaan prinsip ilmiah
ini dimaksudkan agar
pelaksanaan supervisi lebih objektif dan rasional serta
tidak mengada ada atau sesuai dengan yang senyatanya, sebagamana diisyaratkan dalam
Surah al-Araf
ayat 89 yang
artinya:
قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اِنْ
عُدْنَا فِيْ مِلَّتِكُمْ بَعْدَ اِذْ نَجّٰىنَا اللّٰهُ مِنْهَاۗ وَمَا يَكُوْنُ
لَنَآ اَنْ نَّعُوْدَ فِيْهَآ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّنَاۗ وَسِعَ
رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًاۗ عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَاۗ رَبَّنَا افْتَحْ
بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
Artinya: Sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan yang
besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, setelah Allah
melepaskan kami darinya. Dan tidaklah pantas kami kembali kepadanya, kecuali
jika Allah, Tuhan kami menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala
sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan
antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.”
Prinsip yang tidak kalah penting seorang supervisor dalam melaksanakan
tugasnya terdapat di dalam Al-qur'an Surat Al-Imron ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ
فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ
عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Artinya: Maka berkat rahmat
Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau
bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka,
dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau
telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai
orang yang bertawakal (Al-Imron-159).
Dengan
prinsip-prinsip supervisi pendidikan maka diharapkan sikap para pemimpin
pendidikan tidak lagi memaksakan kehendaknya, menakut-nakuti, melumpuhkan semangat
dan kreatifitas guru serta stafnya akan tetapi sebaliknya. Oleh karena itu
seorang supervisor harus berpegang teguh pada prinsip supervisi yang ada.
C. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi merupakan pelaksanaan peran yang
disandang
suatu unit atau individu dalam posisi
organisasi tertentu. Supervisi pendidikan menjalankan
fungsinya dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui berbagai kegiatan yang relavan sehingga memampukan organisasi sekolah
menyelenggarakan proses
pendidikan secara efektif.
Sutisna (1985) mengemukakan
fungsi
supervisi sebagai berikut:
1. Supervisi sebagai penggerak perubahan
2. Supervisi sebagai
program pelayanan untuk memajukan pengajaran
3. Supervisi sebagai
keterampilan dalam hubungan manusia
4. Supervisi
sebagai kepemimpinan kooperatif
Adapun swearingen mengemukakan
delapan
fungsi supervisi sebagai
berikut:
1. Coodination of effarts, supervisi
berfungsi
mengkoordinasikan upaya untuk
meningkatkan kemampuan organisasi sekolah dalam menjalankan
perannya sebagai lembaga
pendidikan agar diperoleh suatu mutu pendidikan dan pembelajaran yang makin baik sehingga output dan proses pendidikan
dapat memberi
kontribusi signifikan bagi pembangunan mutu
sumber daya manusia.
2. Provision of leadership. Supervisi pendidikan
dapat
berfungsi
dalam
mengembangkan kepemimpinan kepala sekolah dan memberdayakan
potensi kepemimpinan para
guru dan mengembangkannya dalam
memperkaya peran dan
tugasnya disamping sebagai pendidik di kelas.
3. Extension
of experience. Supervisi pendidikan berfungsi memperluas pengalaman para guru termasuk juga
kepala sekolah dalam mendorong pengayaan pemahaman akan tugas yang dilakukan dalam menyelenggarakan
proses
pendidikan.
4. Stimulation of creative efforts. Supervisi pendidikan berfungsi dalam mendorong dan mengembangkan kreativitas dari para guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai
pengajar dan pendidik.
5. Facilitation and evaluation of change. Perubahan merupakan
esensi
kehidupan termasuk dalam bidang
pendidikan yang memerlukan belajar
dan berubah untuk dapat berinteraksi
dengan tepat. Supervisi membantu memfasilitasi perubahan
dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
6. Analysis of learning situations. Supervisi pendidikan berfungsi melakukan analisis atas
situasi terkait dengan
belajar. Analisis ini diperlukan
dalam mengembangkan
budaya sekolah agar
pembelajaran lebih bermutu.
7. Contribution to a body of professional knowledge. Supervisi berfungsi sebagai kontribusi bagi pengembangan
pengetahuan profesional
seperti praktik praktik yang dilakukan oleh guru
dan kepala
sekolah.
8. Integration of
goals. Supervisi
pendidikan berfungsi
untuk mengintegrasikan tujuan tujuan dalam menjalankan tugasnya yang bersama menopang
pada
efektivitas pencapaian tujuan sekolah
terkait
mutu pendidikan baik
dalam proses maupun hasil pendidikan.
Dari delapan fungsi supervisi ini punya
dampak besar bagi peningkatan
kapabilitas organisasi sekolah
dalam menyelenggarakan pendidikan pembelajaran.
Adapun Gregorio (Suharsaputra,
2018).mengemukakan bahwa ada 5 fungsi
utama yaitu :
1. Inspeksi
yakni untuk
mengetahui dan memahami
apa yang
terjadi berkaitan
dengan peran dan tugas
yang dilakukan oleh yang disupervisi.
2. Penelitian yakni sebagai langkah mengidentifikasi kondisi
proses
pendidikan yang terjadi
secara factual
objektif.
3. Fasilitator yakni membantu memudahkan pihak yang disupervisi untuk melakukan perbaikan dalam bidang
pekerjaanya dan memfasilitasi dalam
bidang pekerjaannya.
4. Bimbingan yakni
kegiatan supervisi
dimana supervisior melakukan bantuan bantuan pada yang disupervisi secara bertahap melalui langkah
demi labgkah
dalam meningkatkan kinerja.
5. Penilaian yakni fungsi supervisi dalam melihat capaian perubahan serta perbaikan kinerja yang
dilakukan oleh yang
disupervisi
D. Tujuan Supervisi Pendidikan
Dalam melaksanakan tugasnya, supervisor haruslah mengetahui tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan supervisi pendidikan yaitu kondisi yang ingin terjadi atau di
wujudkan dengan
dilaksanakannya atau
sesudah dilakukannya kegiatan
supervisi
pendidikan. Berikut pendapat beberapa pakar tentang tujuan supervisi pendidikan:
1.
Briggs dan Justman
Mengkordinasikan, menstimulus dan mengarahkan pertumbuhan guru-
guru agar sanggup
menstimulus dan mengarahkan
pertumbuhan setiap
murid
dengan melatih bakat-bakatnya untuk berpartisipasi secara lebih inteligen dan
berhasil dalam
masyarakat
di masa hidup.
2.
Peter F. Oiivia
a)
Membantu guru
dalam mengembangkan
proses kegiatan
belajar mengajar.
b)
Membantu
dalam menerjemahkan dan mengembangkan kurikulum dalam proses belajar mengajar.
c)
Membantu
sekolah dalam mengembangkan staf.
3.
Serglovanni
a)
Tujuan akhir adalah mencapai pertumbuhan dan perkembangan para
siswa (yang bersifat total). Dengan demikian sekaligus akan dapat
memperbaiki masyarakat.
b)
Tujuan
kedua ialah membantu
kepala sekolah dalam
menyesuaikan
program pendidikan dari waktu ke
waktu secara kontinu (dalam rangka
menghadapi tantangan perubahan
zaman).
c)
Tujuan perantara ialah membina
guru-guru agar dapat mendidik para
siswa dengan baik
, atau menegakkan disiplin kinerja
secara manusiawi.
4.
Glickman
Membantu guru bagaimana belajar meningkatkan kemampuan mereka sendiri guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bagi
siswa-siswanya.
5.
Ametembun
Perbaikan situasi pendidikan
dan
pengajaran pada
umumnya dan meninkatkan
mutu mengajar dan
belajar pada khususnya.
6.
Zepeda
Outlined the intents of supervision (Intructional Supervision)
that promote: Face to face
interaction
and
relationship
building between
the
teacher and supervisior. Membangun hubungan dan interaksi tatap
muka di antara guru
dan
supervisior.
Ongoing
for the teacher and the supervisior. Melakukan belajar bagi guru dan
supervisior. Baik
supervisior
maupun yang disupervisi dapat belajar dalam berinteraksi supervisi pendidikan yang dilakukan. The improvement of students
learning through improvement of the
teacher’s instruction.
Perbaikan belaja
siswa melalui perbaikan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Data based decision making. Pembuatan keputusan berbasis data dan
informasi yang akurat dan factual.
Capacity building of individuals and the organization. Membangun kapasitas individu-individu (anggota organisasi sekolah
dari
kapasitas
organisasi). Trust in the processes, eacn other, and the environment. Satu sama lain percaya pada proses dan pada
lingkungan.
Perbaikan
memperlukan proses dan memperhatikan faktor lingkungan yang dapat dan mungkn mempengaruhinya. Chage
that
result in better developmental life
for
teachers
and students and their
learning.
Melakukan perubahan yang
menghasilkan sesuatu yang lebi baik dalam perkembangan kehidupan
para guru dan murid serta
belajarnya.
Dari pendapat pakar
diatas, bahwa tujuan supervisi pendidikan memiliiki cakupan luas dengan fokus pada
meningkatnya mutu-mutu pendidikan/ pembelajaran. Mutu pembelajaran adalah hal yang perlu dilihat sebagai sistem
dimana
guru
menjadi pelaku utamanya, namun keterkaitan dengan kehidupan organisasi sekolah tidak bisa diabaikan, karena dalam sistem itulah proses pembelajaran terjadi, dan dalam kondisi oraganisasi yang
efektiflah mutu pembelajaran dapat berkembang
dan
terus dikembangkan dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan
di sekolah.
Tujuan supervisi
pendidikan
Sergiovanni dalam
(Bafadal, 2008) mengemukakan ada tiga tujuan supervisi instruksional, yaitu:
1.
Mengembangkan profesionalisme guru;
Supervisi pembelajaran
bertujuan membantu mengembangkan profesionalisme guru agar menjadi orang yang handal dan
dapat
dipercaya,
sehingga
mampu
meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran kearah yang
lebih baik. Hal ini sebagaimana ditegaskan
dalam Surah Al-Qashash
ayat 26 sebagai berikut:
قَالَتْ اِحْدٰىهُمَا
يٰٓاَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖاِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ
الْاَمِيْنُ
Artinya : Dan
salah dari seorang dari
kedua (perempuan)
itu berkata, Wahai ayahku!
jadikanlah dia sebagai pekerja (pada
kita),
sesungguhnya oang
yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang
kuat dan dapat dipercaya. (QS.
Al-Qasas:26).
Profesionalime guru yang
dimaksud adalah kemampuannya dalam
memahami pembelajaran, manajemen kelas, keterampilan menerapkan
pendekatan, strategi, metode
dan
teknik mengajar yang efektif dan menggunakan
media pembelajaran untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran serta kecakapan dalam memilih model
dan teknik pembelajaran yang efektif dan
fungsional
baik secara individu maupun kelompok. Hal ini sesuai sabda Rasulullahu alaihi
wassalam sebagai berikut:
:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا
قَالَت
(رواه الطبرني والبيهقي) أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ نّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا
عَمِلَ
Artinya: Dari Aisyah r.a., sesungguhnya
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila
bekerja, mengerjakannya secara profesional”. (HR. Thabrani, No: 891, Baihaqi,
No: 334).
2.
Meningkatkan
motivasi kerja
Supervisi pembelajaran
juga bertujuan meningkatkan
motivasi kerja
guru
agar
memiliki perhatian yang
sungguh-sungguh dengan
komitmen yang
kuat untuk
mengubah
perilakunya dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran dan pertumbuhan serta perkembangan
motivasi belajar siswa kearah kemandirian belajar untuk meraih hasil belajar yang optimal. Islam selalu menyeru manusia untuk senantiasa bekerja keras dan
berjuang serta melarang
segala
bentuk kemalasan
dan pengangguran.
Muslim yang aktif bekerja adalah orang
terhormat. Dalam pandangan Islam, kerja (amal) menentukan posisi dan status seseorang
dalam kehidupannya, karena Allah selalu
membalas dengan balasan yang setimpal atas
pekerjaan
yang
telah dilakukan manusia, sebagaimana diungkap di dalam Surah al-An‘am : 132, sebagai
berikut:
وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ
عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
Artinya : Dan masing-masing
orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan. Dan tuhanmu
tidak lengah
terhadap apa yang mereka
kerjakan (QS. Al-An‘am:132).
Ayat di atas, menunjukkan bahwa
Allah selalu menghargai orang-orang
yang memiliki motivasi kerja tinggi dan melakukan aktivitas yang positif, bekerja
keras, dan berjuang serta selalu berupaya melatih kemampuan fisiknya sebagai
salah satu modal
dalam bekerja. Insentif-insentif itu berupa pahala berlimpah,
pertolongan,
dan petunjuk Allah
3.
Mengontrol/
mengawasi kualitas;
Supervisi pembelajaran
memonitor dan mengawasi kegiatan pembelajaran di sekolah agar berjalan sesuai yang
diprogramkan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam
Surah An-Nisā:1, yang artinya:
اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Artinya: ....
sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu.
Kegiatan pengawasan ini
bisa
dilakukan melalui
kunjungan
kelas, observasi kegiatan mengajar guru, menganalisis hasil-hasil ujian siswa dan
melakukan percakapan pribadi
dengan guru, teman sejawatnya,
maupun dengan siswa-siswanya. Pengawasan
dilakukan bukan
untuk mencari kesalahan-kesalahan
guru akan tetapi untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke arah peningkatan mutu kegiatan pembelajaran
dan
mutu layanan pendidikan.
Tujuan akhir supervisi
pendidikan di dalam pembelajaran adalah perilaku belajar siswa. Alfonso dkk (1981)
menggambarkan tujuan supervisi sebagai berikut:
Tujuan Organisasi |
Kebutuhan Siswa |
Perilaku Supervisi Instruksional |
Perilaku Belajar |
DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah Hade. 2019.
Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Jurnal Artikel.
Alfonso, Robert J. Fith. , Gerald R, Neville. Rachard F. 1981. Instructional Supervision A Behavior System.
Boston: Allyn And Bacon.
Arikunto, Suhaimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.
Bafadal, Ibrahim. 2008. Peningkatan profesionalisme Sekolah Dasar
dalam Kerangka Managemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Engkoswara dan Komariah Aan. 2015.
Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Kimball, Wiles. 1967. Introduction
to Educational Administration. Boston: Allyn and Bacon, IncIbrahim
Muslim. Sri Banun. 2009. Supervisi
Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta
Suharsaputra Uhar. 2018.
Supervisi Pendidikan Pendekatan berbasis Kinerja. Bandung : PT Refika
Aditama.
Sutesna, Oteng. 1985. Administrasi
Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.
Suhaimi, Arikunto. 2004. Managemen
Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Melya.