Profil

My photo
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Nama saya Afri Mardicko, dosen di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Saya putra asli Minang dan Jawa. Suku Minang saya adalah Caniago solok.

Friday, April 30, 2021

STRATEGI METODE DAN TEKNIK SUPERVISI


A. Strategi Supervisi Pendidikan

Secara harfiah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu stategos yang asal katanya yaitu stratos yang berarti militer dan Ag  artinya memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau suatu yang dilakukan Jendral untuk memenangkan perang (Purnomo dan Zulkieflimansyah, 1999). Kata "strategi" memang lebih populer dikalangan militer. Di lingkungan itu penggunaan kata "strategi" lebih dominan menggambarkan peperangan dan tugas dari seorang komandan untuk mengatur cara/taktik untuk menghadapi musuh. Tugas itu dipandang sangat penting karena tujuan dalam peperangan untuk memperoleh.

Seiring perkembangan ilmu pengertahuan kata strategi banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas sesuai bidang dan disiplin ilmu. Pengertian strategi tidak lagi hanya sebatas pada konsep atau seni berperang seorang jenderal tetapi sudah berkembang pada tanggung jawab seorang pemimpin. Dilihat dari sudut etimologi (asal kata),  kata "strategi" dalam organisasi dapat diartikan sebagai kiat, taktik, atau cara yang dirancang secara sistematis dalam melaksanakan fungsinya sebagai supervisor.

Strategi merupakan cara yang digunakan dalam mengerahkan semua kemampuan dari segenap sumber daya yang ada pada suatu organisasi supaya bisa bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bisa dikatakan bahwa strategi merupakan faktor penentu  keberhasilan  suatu  organisasi.  Hal  ini  sejalan dengan pendapat Sallis (2010) yang mengatakan bahwa tanpa strategi, sebuah institusi tidak akan bisa yakin bagaimana bisa memanfaatkan  peluang-peluang baru.   Sehingga strategi dapat diartikan sebagai pola atau rencana yang mengintregasikan, tujuan, kebijakan, alokasi sumber daya serta urutan tindakan utama yang dilaksanakan kedalam kesatuan yang kohesif terintregasi dalam mencapai tujuan yang ditentukan untuk memanfaatakan sebuah peluag guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Strategi supervisi pendidikan dapat dimaknai sebagai penentuan tujuan utama jangka panjang dari suatu organisasi sekolah,  dan penentuan serangkai tindakan serta alokasi sumber daya organisasi sekolah yang diperlukan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Meningkatnya mutu pendidikan merupakan efek dari kinerja organisasi sekolah yang dibangun oleh pilar-pilar sumber daya sekolah yang dikoordinasikan, disingkronkan dalam suatu sistem kerja melalui pemberdayaan dan pemanfaatan secara efektif. Seperti yang dikemukakan oleh Assauri (2013) keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh kemampuan pimpinan organisasi itu menetapkan strategi yang tepat dalam menjalankan organisasinya dan memanfaatkan lingkungan dengan memilih pengorganisasian sumber daya internal yang  tepat.  Hal  ini  sejalan  dengan  pendapat  Musbikin  (2013) menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang baik akan menjadi penentu bagi peningkatan mutu pendidikan. Kepala sekolah akan mejadi motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya dapat direalisasikan.

Suharsaputra (2018) yang menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang baik akan menjadi penentu bagi peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu seorang kepala sekolah sekaligus pemimpin dalam suatu sekolah harus dapat bertanggung jawab terhadap apa yang akan dia putuskan dalam peningkatan mutu pendidikan sekolahnya. Hal tersebut sesuai dengan hadits Nabi:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنَّهُ قَالَ « أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالأَمِيرُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِىَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ »(رَوَاهُ مُسْلِمٌ

 

Artinya: Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesunggguhnya bersabda: Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang raja adalah pemimpin bagi rakyatnya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang  dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi anggota keluarganya dan dia akan dimintai pertanggung jawaban terhadap mereka. Seorang istri adalah pemimpin bagi rumah tangga, suami dan anak- anaknya, dan dia akan dimintai pertanggung jawaban terhadapa apa yang dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin bagi harta majikannya, dan dia juga akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Dan ingat setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban terhadap kepemimpinannya.

 

Kepala sekolah akan mejadi motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya dapat direalisasikan. Berikut  ini  adalah  analisis  empiris  dalam strategi supervisi (Suharsaputra, 2018) yaitu:

1.         Strategi Pengembangan Organisasi (Organizational Development).

2.         Strategi Pemberdayaan (Empowerment strategi)/Motivasi Kompetensi.

3.         Strategi Pengembangan (Development  Strategy) Kompetensi Motivasi.

 

B.     Metode Supervisi Pendidikan

Metode   merupakan   cara   spesifik   yang   dilakukan   guna   mendukung keberhasilan strategi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam suatu strategi bisa terdapat variasi metode yang bisa diterapkan tergantung pada sudut pengelompokannya terkait dengan jenis dan pada pola interaksinya.Metode supervisi pendidikan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang pengelompokkannya dalam   menjalankan supervisi pendidikan. Dilihat dari pola komunikasi dalam memanfaatkan saluran komunikasi, metode supervisi dapat dikelompokkan ke dalam metode langsung (Direct Method)dan metode tidak langsung (Indirect Method). Dilihat dari kondisi sepervisi, metode supervisi dapat dikelompokkan ke dalam metode individual dan metode kelompok.

1.   Metode langsung (Direct Method).

Merupakan supervisi pendidikan yang dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung antara supervisor dengan   supervisi, baik secara individual maupun secara kelompok.  Metode langsung individual akan sangat efektif bila terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kompetensi/kemampuan supervisi sehingga SDM pendidikan dibantu, dibimbing sesuai dengan kemampuan yang perlu dikembangkan atau ditingkatkan, sementara itu metode langsung kelompok akan cukup efektif dilakukan bila kompetensi SDM pendidikan relatif sama, dan atau materi pembinaan, bimbingan bersifat umum dimana semua SDM pendidik perlu memahami dan melaksanakannya (Suharsaputra, 2018).

Adapun menurut Widodo (2007), bila seorang supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi tanpa perantara atau media, maka dikatakan bahwasanya dia mengunakan metode langsung, baik dilakukan secara individu maupun kelompok. dan sebagainya. Contoh supervisi dengan menggunakan metode langsung (Direct Method) yaitu kunjungan kelas, pertemuan, konsultasi pribadi/kelompok, pertemuan guru bidang studi dan lain-lain.

 

2.   Metode Tidak Langsung (Indirect Method).

Metode tidak langsung adalah supervise pendidikan dengan menggunakan cara tidak tatap muka dengan menggunakan media lain dalam berinteraksi, berkomunikasi antara supervisor dengan supervisi. Penggunaan media tertulis seperti makalah ataupun melalui penggunaan jaringan internet (bisa disebut             e-supervision), baik melalui electronic mail maupun membuka blog   dimana supervisor dan supervisi memanfaatkannya dalam melakukan interaksi bimbingan, atau bantuan dalam meningkatkan mutu proses pendidikan/pembelajaran (Suharsaputra, 2018).

Widodo (2007) juga mengungkapkan, bila seorang supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi menggunakan alat/benda perantara dalam melaksanakan supervisi, maka hal tersebut dengan metode supervisi tidak langsung. Contohnya supervisi dengan menggunakan metode tidak langsung (Indirect Method) yaitu melalui radio, surat, papan pengumuman, handphone, telephone, e-mail dan lain-lain.

 

C.    Teknik Supervisi  Pendidikan

Teknik merupakan suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. Suatu teknik yang baik adalah terampil dan cepat, teknik dipakai menyelesaikan tugas yang dikerjakan sesuai rencana, spesifikasi atau tujuan yang dikaitkan dengan teknik yang   bersangkutan. Teknik supervisi adalah alat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri  yang pada akhirnya dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

1.   Teknik Perseorangan atau Individu

Sahertian (2008) teknik  perseorangan atau individu merupakan teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran di sekolah. Teknik perseorangan atau individu dikelompokan menjadi berikut:

a.   Kunjungan kelas (class visit)

Kunjungan kelas merupakan teknik pembimbing guru oleh kepala sekolah, pengawas dan Pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru.

Tujuan kunjungan merupakan semata-mata untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah mereka didalam kelas.Melalui kunjungan kelas, guru-guru dibantu melihat dengan jelas masalah- masalah yang mereka alami.

Ada 4 tahap dalam teknik kunjungan kelas (Sriwahyuni, 2019):

1)   Tahap persiapan (pra observasi/pertemuan awal)

Peneliti merencanakan waktu dan sasaran, menyiapkan instrumen dan cara mengobservasi proses pembelajaran.

2)   Tahap pengamatan selama kunjungan (observasi/ pengamatan pembelajaran)

Peneliti mengimplementasikan perencanaan supervisi akademik yaitu mengamati jalannya proses pembelajaran. Pengamatan difokuskan pada aspek yang disepakati, menggunakan instrument observasi, catatan observasi tentang perilaku guru dan siswa

3)   Tahap akhir kunjungan (pasca observasi/pertemuan balikan)

Peneliti mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil hasil observasi.

4)   Tahap terakhir (tahap tindak lanjut)

Peneliti melakukan penguatan dan penghargaan kepada guru serta memberikan motivasi kepada guru yang belum memenuhi standar diberikan kesempatan untuk mengikuti

pelatihan lebih lanjut.

 

Ada beberapa kriteria kunjungan kelas yang baik (Suharsaputra, 2018) yaitu:

1)   Memiliki tujuan-tujuan tertentu.

2)   Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan guru.

3)   Mengungkapkan instrumen observasi tertentu untuk mendapatkan data yang objektif.

4)   Terjadi   interaks   antara   Pembina   dan   yang   dibina   sehingga menimbulkan sikap saling pengertian.

5)   Pelaksanaan  kunjungan  kelas  tidak  mengganggu  proses  belajar mengajar.

6)   Pelaksaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

 

b.      Observasi kelas

Observasi kelas merupakan teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tujuannya adalah untuk memperoleh data   seobjektif mungkin mengenai aspek-aspek dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar Pelaksanaan  observasi  kelas  ini  melalui  beberapa tahap (Suharsaputra, 2018) yaitu:

1.   Persiapan observasi kelas

2.   Pelaksanaan observasi kelas

3.   Penutupan pelaksanaan observasi kelas

4.   Penilaian hasil observasi

5.   Tindak lanjut.

 

c.       Pertemuan individual

Pertemuan individual merupakan suatu pertemuan, percakapan, dialog dan tukar pikiran antara pembinaan atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha meningkatkan kemampuan professional guru. Tujuannya dari pertemuan individual yaitu:

1)   Memberikan   kemungkinan   pertemuan   jabatan   guru   melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi.

2)   Mengembangkan hal mengajar yang lebih baik.

3)   Memperbaiki segala kelemahan atau menghindari segala prasangka yang bukan-bukan.

 

Swearingen (dalam Suharsaputra, 2018)  mengklasifikasi  jenis percakapan individual ini menjadi empat macam yaitu:

1)      Classroom-conference

Classroom-conference yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).

 

2)      Office-conference

Office-conference yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru.

 

3)      Causal-conference

Causal-conference yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan secara kebetulan bertemu dengan guru.

 

4)      Observational visitation

Observational visitation yaitu percakapan individual yang dilak- sanakan setelah supervisor melakukan kunjungan kelas atau observasi kelas

d.      Kunjungan antarkelas

Kunjungan antarkelas dilakukan oleh guru dari kelas yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Saat guru melakukan kunjungan ke kelas guru tersebut akan mendapatkan pengalaman baru dari teman sejawatnya mengenai pelaksanaan proses pembelajaran,  pengelolaan  kelas  (Suharsaputra, 2018).

 

e.       Menilai diri sendiri

Merupakan satu teknik individual dalam supervisi   pendidikan. Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik  pengembangan professional guru. Penilaian diri sendiri memberikan informasi secara objektif kepada guru tentang peranannya di kelas dan memberikan kesempatan kepada guru mempelajari metode pembelajarannya dalam mempengaruhi murid (Sutton dalam Widyastuti dan Afriansyah, 2019).

Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri antara lain(Suharsaputra, 2018):

1)   Suatu daftar pandangan  atau pendapat  yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas.

2)   Menganalisis tes-tes terhadap unit kerja.

3)   Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara perorangan maupun secara kelompok

 

2.   Teknik Kelompok

Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik  supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara  bersama     sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian, 2000). Teknik Supervisi yang bersifat kelompok (Sagala 2010) antara lain

a.   Pertemuan orientasi bagi guru baru

Pertemuan orientasi adalah pertemuan antara supervisor dengan supervisi (terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisi memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala (2010).

Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisi hal-hal sebagai berikut (Sahertian–2008 : 86) :

1)   Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.

2)   Proses dan mekanisme administrasi danorganisasi sekolah.

3)   Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian   seluruh kegiatan dan situasi sekolah.

4)   Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.

5)   Ada juga melalui perkunjungan ke tempat-tempat   tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.

6)   Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi inia dalah makan bersama.

7)   Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru   merasa diterima dalam kelompok guru lain.

 

b.   Rapat guru,

Melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru (Pidarta, 2009). Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010) dan Pidarta (2009) adalah sebagai berikut:

1)   Menyatukan pandangan pandangan guru tentang masalah  masalah dalam mencapai–makna dan tujuan pendidikan.

2)   Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan   melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta   dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.

3)   Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik   guna pencapaian pengajaran yang maksimal.

4)   Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian   dengan proses pembelajaran.

5)   Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan  pembelajaran, kesulitan kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah

 

c.    Studi kelompok antarguru

Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar   kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut:

1)   Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas   dalam memberi layanan belajar.

2)   Memberi kemudahan bagi guru-guru untuk–mendapatkan bantuan pemecahan masalah pada materi pengajaran.

3)   Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang-bidang studi yang serumpun.

 

d.   Diskusi

Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan   berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi   berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama sama akan berusaha mencari–alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala, 2010). Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya   sehari-hari dan upaya meningkatkan profesi melalui diskusi.

 

e.    Workshop

Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan  masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :

1)   Masalah yang dibahas bersifat Life centred“dan muncul dari guru tersebut

2)   Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik

 

f.    Tukar menukar pengalaman

Tukar menukar pengalaman (Sharing of Experince)   adalah suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan   pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah-langkah melakukan sharing antara lain:

1)   Menentukan tujuan yang akan dicapai.

2)   Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.

3)   Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka

4)   Merumuskan kesimpulan.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Assauri, S. 2013. Strategic Management: Sustainable Competitive Advantages. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 

Meysi  wardi  anisa.  2019.  Proses  dan  teknik  supervisi  pendidikan.  Padang. Universitas Negeri Padang.

Musbikin, I. 2013. Menjadi Kepala Sekolah yang Hebat!. Riau: Zanava Publishing.

Pidarta, made Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta:  PT. Rineka Cipta, 2009.

Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah. 1999. Manajemen Pengantar. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Sagala, Syaiful, 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sahertian, P. A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sallis. E. Alih Bahasa: Riyadi. A. A. dan Fahrurrozi. 2010. Total Quality Management in Education. Manajemen Mutu Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.

Sriwahyuni, Ninik. 2019. Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Proses Pembelajaran Berkualitas Melalui Supervisi Akademik Dengan Teknik Kunjungan Kelas pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar Vol 7, No. 1.

Suharsaputra,Uhar. 2018. Supervisi Pendidikan Pendekatan berbasis Kinerja. Bandung : PT Refika Aditama.

Widodo, J. (2007). Supervisi Guru Mata Pelajaran Ekonomi Di Indonesia:Antara Teori Dan Realita. 2(2), 291–313.

Widyastuti, Anjani dan Afriansyah, Hade. 2019. Proses dan Teknik Supervisi Pendidikan. Judul Artikel, Padang.

HAKIKAT PEMBELAJARAN

1. Makna Pembelajaran Pada bab 1 kita sudah membahas tentang makna belajar. Supaya belajar dapat terlaksana dengan baik dan maksimal maka ...