Profil

My photo
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Nama saya Afri Mardicko, dosen di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Saya putra asli Minang dan Jawa. Suku Minang saya adalah Caniago solok.

Monday, May 10, 2021

SUPERVISI PENDIDIKAN DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH


A.    Kompetensi  Kepala Sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan bagian integral dari organisasi formal yang penyelenggaraannya dilakukan oleh pemimpin yang memiliki posisi sebagai  kepala sekolah. Seorang kepala sekolah menempati posisi kunci dalam sistem persekolahan. Oleh karena itu kepada sekolah harus memiliki kompetensi untuk menunjang tugasnya. Kompetensi secara umum, dalam konteks manajemen, sering disebut tentang keterampilan (kemampuan, kompetensi umum) dalam mengelola dan memimpin yang juga dapat menjadi dasar dalam melihat kemampuan kepala sekolah, dengan mengacu pada pendapat Katz (dalam Suharsaputra, 2018) bisa dikategorikan ke dalam tiga jenis keterampilan yaitu: 

1.   Conceptual Skill (Keterampilan Konseptual/Keilmuan)

Conceptual Skill, Keterampilan Konseptual/Keilmuan (dominan kognitif) merupakan kompetensi/kemampuan kepala sekolah dalam memahami, memperoleh, menganalisis dan menginterprestasikan informasi yang diterima dari berbagai sumber dan membuat keputusan kompleks untuk mencapai tujuan sekolah.

2.   Human Skill (Keterampilan Kemanusiaan)

Human  Skill,  Kemampuan/Keterampilan  Kemanusiaan  merupakan keterampilan terkait dengan interaksi manusia dalam organisasi (dominan afektif).  Keterampilan  kemanusiaan  terkait  dengan  kemampuan melakukan pemotivasian, memfasilitasi, mengkoordinasikan, memimpin, berkomunikasi, mengelola konflik, dan tentu saja melakukan kerja sama dengan seluruh anggota organisasi sekolah.

3.   Technical Skill (Keterampilan teknis).

Technical Skill, Keterampilan teknis berkaitan dengan kemampuan kepala sekolah dalam menggunakan ilmu pengetahuan (keterampilan konseptual) dalam mengelola dan memimpin organisasi sekolah mencapai tujuannya.

Kepala sekolah merupakan posisi/jabatan tertentu yang ada dalam organisasi sekolah sehingga keterpenuhan kompetensi yang dipersyaratkan menjadi keharusan untuk dapat mendudukinya. Dalam konteks kinerja kompetensi sebenarnya merupakan salah satu pembentuk dari kinerja, namun kompetensi dapat menjadi alat dalam memprediksi keberhasilan seseorang dalam menjalankan peran dan tugasnya.

B.     Supervisi Kinerja Kepala Sekolah

Menjadi kepala sekolah adalah menjadi orang yang memiliki kompetensi, kemampuan untuk diwujudkan dalam aktivitas penyelenggaraan organisasi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan/ pembelajaran. Dalam konteks tersebut supervisi pendidikan dituntut untuk memberi layanan, bantuan bagi berkembangnya organisasi sekolah dengan mendorong, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kepala sekolah dalam kinerjanya sebagai pemimpin dan juga sebagai manajer sekolah.

Dengan pemahaman sebagaimana dikemukakan di atas maka supervisi kinerja kepala sekolah dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu:

1.   Supervisi Manajemen Pendidikan (Manajerial)

Kemampuan supervisi manajerial (Manajerial Pendidikan) adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek  pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi SDM kependidikan dan sumber daya lainnya (Robbins dalam Suharsaputra, 2018).

Supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan  sekolah  yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan,  penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya  lainnya (Direktorat tenaga Kependidikan, 2009).

Pelaksanakan fungsi supervisi manajerial berperan sebagai; (a) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (b) asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis  potensi sekolah, (c) pusat informasi pengembangan mutu  sekolah, dan (d) evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan (Mudzakir, 2016).

 

2.   Supervisi Kepemimpinan Pendidikan

Kinerja kepala sekolah dalam bidang kepemimpinan merupakan kinerja terkait dengan mempengaruhi, menggerakkan, serta mengintegrasikan seluruh sumber daya yang dimiliki sekolah, terutama sumber daya manusia (SDM), untuk dapat didayagunakan dalam mencapai tujuan pendidikan sekolah.

 

Kepemimpinan yang baik dapat meningkatkan keselarasan, hasil belajar murid, dan mutu pengajaran. Kepala sekolah perlu mengembangkan dan menggunakan berbagai gaya kepemimpinan sesuai keadaan dan kebutuhan tertentu (Leithwood, et. al, 2004). 

 

C.    Kinerja Kepala Sekolah

Kepala sekolah sesuai otoritas formalnya merupakan pemimpin sekaligus manager sekolah yang bertanggung jawab pada terselenggarannya proses pendidikan yang bermutu di sekolah dengan mendayagunakan seluruh sumber daya organisasi sekolah yang dimilikinya dalam upaya mewujudkan visi, melaksanakan misi dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini kepala sekolah hendaknya memberikan pertolongan, bantuan, bimbingan motivasi, dan memberikan arahan kepada guru maupun staf sekolah lainnya. Sebagaimana ditegaskan dalam Surah Al-Maidah 5:2 sebagai berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۗوَاِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْا ۗوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْۘا وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang- halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.

 

Ayat di atas, menunjukkan dengan jelas tentang perintah saling tolong menolong dalam kebaikan, termasuk menolong guru-guru yang mengalami kesulitan dalam melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Seorang supervisor pembelajaran harus menitikberatkan perhatiannya pada segala langkah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran yang telah diputuskan bersama (Sastradiharja, 2017).

D.    Peran dan Tugas Kepala Sekolah sebagai manager

Dalam konteks pendidikan Turney (dalam Suharsaputra, 2018) menyebutkan terdapat 5 peran atau fungsi manajemen sebagai peran manajer dalam mengelola organisasi:

1.   Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan fungsi yang paling awal dari keseluruhan fungsi manajemen sebagaimana banyak dikemukakan oleh para ahli. Perencanaan merupakan proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan sebagai persiapan untuk tindakan dengan  mempertimbangkan tujuan dan sumber daya  yang diperlukan bagi pencapaian tujuan.

Istilah perencanaan mempunyai bermacam-macam pengertian antara lain; perencanaan sebagai suatu proses kegiatan pemikiran yang sistematis mengenai apa yang akan dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, pelaksana yang dibutukan untuk menyelenggarakan kegiatan pencapaian tujuan yang dirumuskan secara rasional dan logis serta berorientasi ke depan (Burhanuddin dalam Hidayat dan Machali, 2012).

Langkah-langkah dalam membuat perencanaan menurut Hidayat dan Machali (2012) adalah a) Memandang proses sebagai rangkaian pertanyaan yang harus dijawab, dan b) Memandang proses perencanaan sebagai masalah yang harus dipecahkan secara ilmiah dan didasarkan pada langkah-langkah tertentu. Memandang proses sebagai rangkaian pertanyaan yang harus dijawab meliputi (a) apa (what), mengenai tujuan dan kegiatan yang akan dilaksanakan, (b) mengapa (why), mengenai keperluan atau alasan  suatu kegiatan dilakukan, (c) bagaimana (how), mencakup sistem dan tatakerja, (d) kapan (when), mencakup masalah waktu dan penetapan prioritas kegiatan, (e) di mana (where), mengenai tempat berlangsung kegiatan, (f) siapa (who), mengenai tenaga kerja.

 

2.      Communicating

Peran dan tugas kepala sekolah dalam fungsi ini adalah berbagai ide, informasi, tujuan, serta menjelaskannya untuk mengintegrasikan antara anggota organisasi sekolah dengan organisasi sekolah untuk dapat pemahaman bersama.

3.   Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan atau pembagian pekerjaan yang dialokasikan kepada sekelompok orang atau karyawan yang dalam pelaksanaannya diberikan tanggung jawab dan wewenang. Sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif, efisien dan produktif. Pendidikan dapat berjalan dengan baik kalau semua anggota organisasinya dapat bekerja sama dengan baik. Dengan demikian perlu adanya pembagian tugas yang jelas antara kepala sekolah, staf pengajar, pegawai administrasi, komite sekolah beserta siswanya (Hidayat dan Machali, 2012).

 

4.   Motivating

Fungsi ini terkait dengan mendorong dan meningkatkan serta mempertahankan minat, perhatian anggota organisasi terhadap organisasi sekolah.

 

5.                    5. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah pengukuran dan koreksi terhadap segenap aktivitas anggota organisasi guna meyakinkan bahwa semua tingkatan tujuan dan rancangan yang dibuat benar-benar dilaksanakan. Pengawasan berfungsi untuk mengukur tingkar efektivitas kerja personal dan tingkat efisiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi, sehingga pengawasan sesungguhnya merupakan alat pengukuran terhadap efektivitas, efisiensi dan produktifitas organisasi (Hidayat dan Machali, 2012).

Pengawasan mengandung aspek pengukuran, pengamatan, pencapaian tujuan, adanya alat atau metode tertentu, dan berkaitan dengan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Pengawasan yang baik menurut Hidayat dan Machali (2012) memerlukan langkah-langkah pengawasan, yaitu a) menentukan tujuan standar kualitas pekerjaan yang diharapkan. Standar tersebut dapat berbentuk standar fisik, standar biaya, standar model, standar penghasilan, standar program, standar yang sifatnya intangible, dan tujuan yang realistis, b) mengukur dan menilai kegiatan-kegiatan atas dasar tujuan dan standar yang ditetapkan, c) memutuskan dan mengadakan tindakan perbaikan.

Mintzberg (dalam Suharsaputra, 2018) mengemukakan sepuluh peran manejer yang perlu dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam menjalankan kegiatan organisasi dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkannya, peran-peran tersebut beberapa diantaranya;

1.   Peran berkaitan dengan informasi

Peran informasi berkaitan dengan pemantauan, penyebaran, serta penyampaian informasi dalam organisasi serta keluar organisasi.

 

2.   Peran berkaitan dengan pembuatan keputusan

Peran pembuatan keputusan berkaitan dengan kebijakan pengembangan sekolah, penyelesaian masalah yang dihadapi organisasi serta membangun  kerja  tim  dan  dapat  meningkatkan  kapabilitas organisasi sekolah dalam menjalankan perannya sebagai lembaga pendidikan formal.

 

3.   Peran hubungan antar personal.

Peran interpersonal berkaitan dengan pemanfaatan pengaruh bagi pengembangan komunikasi organisasi, penentuan staf, pemotivasian serta pengembangan profesi.

 

E.     Peran dan Tugas Kpemimpinan Kepala Sekolah

Sergiovani (dalam Suharsaputra, 2018) mengemukakan 5 kekuatan atau kekuasaan kepemimpinan kepala sekolah yang menjadi tanggung jawabnya yaitu:

1.   Technical Meeting yaitu kekuasaan atau kemampuan teknis berkaitan dengan pengolahan, penyelesaian, atau pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

2.   Human yaitu membina  dan  mengembangkan  hubungan  kemanusiaan dengan seluruh anggota organisasi sekolah.

3.   Educational yaitu kekuasaan atau kemampuan kependidikan.

4.   Symbolic yaitu kemampuan mengembangkan simbol-simbol yang dapat menciptakan, mengomunikasikan, dan mendapatkan komitmen atas visi yang sudah dideklarasikan.

5.   Colltural yaitu  kekuasaan/kemampuan  membangun  budaya  sekolah yang kuat, mengembangkan nilai-nilai, dan keyakinan serta komitmen yang kuat pada organisasi sekolah.

 

Menurut Leithwood dkk (2004) terdapat tiga praktek kepemimpinan yang utama dalam konteks kepemimpinan pendidikan sekolah :

1.  Devoloping people yaitu memberdayakan guru-guru dan staf lainnya untuk melakukan pekerjaan yang efektif, memberikan dukungan intelektual dan mendorong untuk memperbaiki kinerja mereka.

2.   Setting directions for the organization yaitu  menentukan arah  oragnisasi sekolah, kepala sekolah merumuskan visi misi dan tujuan yang ingin dicapai bersama secara kolaborasi dengan seluruh anggota oraganisasi sekolah.

3.   Redesigning the organization yaitu merancang ulang organisasi sekolah kepala sekolah dalam kepemimpinannya.

 

Sementara itu, secara normatif menurut Permendiknas No.19/2007, dalam standar pengelolaan disebutkan beberapa peran dan tugas kepemimpinan kepala sekolah sebagai acuan untuk dilaksanakan dalam memimpin oganisasi sekolah. Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu, merumuskan tujuan dana target mutu yang akan dicapai yaitu meningkatnya mutu pendidikan. Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelasanaan vid pembelajaran yang di komunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah/sekolah Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah/sekolah: membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan mutu. Bertanggng jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/sekolah melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting sekolah/ sekolah Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan dan kode etik Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif  mengenaai pelaksanaan kurikulum Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja sekolah

Menjamin majemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah. Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dengan orang tua peserta didik dan  masyarakat, menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat serta komite sekolah Memberi contoh/ teladan/ tindakan yang bertanggung jawab, memberi teadan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

 

F.     Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan/Pembelajaran

Pembelajaran efektif dan bermutu ditentukan berbagai faktor yang terkait dengan perkembangan kurikulum, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta evaluasi   pembelajaran. Semua ini memerlukan keterlibatan kepala sekolah untuk menjamin keterlaksanaannya melalui sepervisi, monitoring, dan pembimbingan guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

1.      Supervisi Akademik/Pembelajaran

Menurut Marshall (2009) bahwa supervisi yang dilakukan kepala sekolah perlu memperhatikan kondisi-kondisi yang dapat mendorong, meningkatkan keefektifan pelaksanaan supervisi akademik/pembelajaran sebagai berikut :

Kepala  sekolah  dan  para  guru  memasuki  kelas  dan  melihat mengobservasi bagaimana proses pembelajaran terjadi serta bagaiamana guru mengelola pembelajarannya dalam suatu interaksi komunikasi yang menciptakan iklim  pembelajaran yang kondusif bagi para peserta didik.

Kepala sekolah dan para guru memiliki pemahaman bersama tentang proses pembelajaran yang dipandang baik/efektif. Kepala  sekolah  mencatat  dengan  menggunakan  instrumen tertentu,  mengingat  hal-hal  pokok  dari  kunjungan  ke kelas dalam mengobservasi  proses  pembelajaran  yang  dilakukan guru.

   Kepala sekolah memberikan umpan balik dengan melakukan diskusi sesudah dilakukan kunjungan kelas. Umpan  balik  yang  diberkan  kepala  sekolah  kepada  guru sebagai hasil diskusi penting untuk mendapat pemahaman dan penerimaan oleh para guru. Mendorong dan memonitor perbaikan pembelajaran oleh guru sesudah mendapat umpan balik dari kepala sekolah untuk memahami apa yang terjadi dan mencari solusi bersama bila dirasakan terdapat kendala yang dihadapi. Tujuan akhir untuk meningkatkan, memperbaiki prestasi siswa. Pelaksanaan  supervisi  oleh kepala  sekolah  atas  kinerja  guru dalam melaksanakan pembelajaran merupakan faktor manajemen yang dapat memastikan terjadinya pembelajaran serta belajar siswa yang efektif.

2.      Meningkatkan, Mengembangkan Kinerja Guru Dan Staf

Peningkatan kompetensi guru dapat dilakukan dengan  menguatkan perkembangan profesional guru sebagai bagian dari manajemen SDM pendidikan yang penting dalam organisasi  sekolah. Disamping itu memotivasi, menggerakkan dan meningkatkan kemampuan para guru kepala sekolah juga perlu memberikan perhatian pada peningkatan staf tenaga kependidikan di sekolah dengan upaya mengembangkan dan meningkatkan  kemampuan  mereka  dalam  melaksanakan  tugasnya masing-masing.

3.         Pengembangan Iklim dan Budaya Sekolah

Pengembangan budaya memiliki iklim organisasi yang menunjangnya, sehingga budaya dan iklim dapat dilihat dalam satu kesatuan untuk menjadikan susasana sekolah dan niai-nilai (budaya) sekolah yang kondusif dan mendorong pada kinerja sekolah yang efektif dan bermutu. Sementara itu terkait dengan iklim sekolah diperlukan upaya-upaya menumbuhkan   kepercayaan, yang berarti nilai kejujuran (budaya) karena kejujuran merupakan nilai utama yang akan menumbuhkan kepercayaan.

4.      Keefektifan Kepemimpinan Kepala Sekolah

Seluruh hubungan pengaruh yang dilakukan oleh kepala sekolah merupakan upaya penggerakan sumber daya sekolah bagi terwujudnya proses pendidikan/pembelajaran yang efektif dan bermutu di sekolah sehingga kepala sekolah dalam konteks ini merupakan pemimpin pembelajaran (intructional leader) dimana kepemimpinan intruksional akan menjadi hal utama dalam mendorong seluruh anggota oragnisasi sekolah untuk mendukung dan melaksanakannya. Menurut Hanmood (dalam Suharsaputra, 2018) kepemimpinan yang efektif di sekolah merekomendasikan bahwa kepala sekolah harus melakukan hal-hal berikut dalam melakukan praktik kepemimpinannya:

a)   Menentukan arah dengan mengembangkan konsensus   terkait dengan visi, misi tujuan dan arah organisasi.

b)   Membantu  setiap  guru  melalui  dukungan  contoh  dan  supervisi serta mengembangkan kapasitas (kompetensi) guru secara kolektif melalui perencanaan   kolaboratif, pengembangan profesi serta membangun norma perilaku yang didukung bersama

c)   Merancang ulang organisasi agar mampu menjadikan belajar dan kolaborasi terjadi di antara anggota organisasi sekolah.

d)  Mengelola organisasi (managemen pendidikan) sekolah dengan pengalokasian   sumber   daya   serta   strategi   dan   memberikan dukungan terhadapnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. 2009. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial (BBM Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta.

Hidayat, Ara dan Machali, Imam. 2012. Pengelolaan pendidikan: konsep, prinsip, dan aplikasi dalam mengelola sekolah dan madrasah. Yogyakarta. Kaukaba Marshall, Kim. 2009. Rethinking Teacher Supervision and Evaluation: How to Work Smart, Build Collaboration, and Close the Achivement Gap. Wiley Imprint, San Fransisco.

Mudzakir, Dede. 2016. Implementasi Supervisi Manajerial dan Akademik Pengawas dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam Madrasah Ibtidayah. STUDIA DIDKATIKA Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol.10 No.2 ISSN 1978-8169 Hal. 33-47

Sastradiharja, E. J. 2017. Supervisi Pembelajaran Berbasis al-Quran. Mumtaz: Jurnal Studi Al Quran dan Keislaman, 1(2), 51-68.

Suharsaputra, uhar. 2018. Supervisi pendidikan. Bandung. PT Refika Aditama.

 

 

 

 

HAKIKAT PEMBELAJARAN

1. Makna Pembelajaran Pada bab 1 kita sudah membahas tentang makna belajar. Supaya belajar dapat terlaksana dengan baik dan maksimal maka ...