Profil

My photo
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Nama saya Afri Mardicko, dosen di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Saya putra asli Minang dan Jawa. Suku Minang saya adalah Caniago solok.

Monday, November 21, 2022

HAKIKAT PEMBELAJARAN

1. Makna Pembelajaran

Pada bab 1 kita sudah membahas tentang makna belajar. Supaya belajar dapat terlaksana dengan baik dan maksimal maka dibuat sebuah proses yang dinamakan pembelajaran. Jika berbicara tentang pembelajaran maka kita akan membayangkan tentang proses di dalam kelas, yang didalamnya ada guru yang mengajar dan ada siswa yang belajar. Lalu apakah pembelajaran hanya sebatas itu? Sebelum kita membahas makna pembelajaran lebih dalam, silahkan baca cerita di bawah ini!

 

 

Bu Ani adalah seorang guru SD. Beliau ketika mengajar di dalam kelas jarang sekali membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum mengajar. Akibatnya pembelajarannya tidak jelas karena hanya berpedoman kepada buku cetak.

Setelah mendapat arahan dari kepala sekolah tentang pentingnya RPP, Bu Ani kini rajin membuat RPP sebelum mengajar. Sekarang beliau bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik dan terstruktur. Pembelajaran Bu Ani juga tidak terbatas hanya di dalam kelas.

 

 

Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor eksternal/luar agar terjadi proses belajar pada diri individu yang belajar (Karwono dan Mularsih, 2012). Faktor eksternal dimaksud disini adalah guru. Adapun upaya yang dilakukan guru agar masing-masing individu siswanya belajar dan upaya guru disebut dengan mengajar.

 

Mengajar dan belajar disini merupakan dua proses yang berbeda bukan satu kesatuan. Siswa bisa/dapat belajar bukan hanya karena ada guru mengajar saja, tapi belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan pun terlepas ada tidaknya guru yang mengajar. Pembelajaran tidak hanya dalam kontek guru-siswa di kelas formal tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara fisik (Parwati, dkk: 2019). Salah satu bentuk pembelajarannya yaitu pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran online ketika Dunia dilanda Pandemi Covid-19 beberapa waktu silam. Meskipun kala pandemi, proses pembelajaran tetap berlangsung tanpa ada guru didekat siswa.

 

Di dalam pembelajaran juga ditekan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar (Parwati dkk, 2019). Sumber belajar bisa berupa metode, model, strategi pembelajaran yang akan digunakan guru, bahan ajar yang akan diberikan, lokasi pembelajaran, alat yang akan digunakan, narasumber jika dibutuhkan. Ini artinya makna dari istilah "pembelajaran" lebih luas dibandingkan "mengajar". 

 

Pembelajaran dibentuk supaya proses belajar siswa lebih terarah, jelas, efektif dan efesien (Karwono dan Mularsih, 2012). Senada dengan Karwono dan Mularsih, Siregar dan Nara (2014) juga mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan usaha sadar yang dilakukan dengan sengaja, terarah, dan terencana dengan tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali agar terjadi proses belajar terjadi  di dalam diri siswa. Artinya sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, guru terlebih dahulu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ini dimaksudkan agar proses pembelajaran bisa terlaksana dengan baik dan terarah.

 

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses terstruktur yang sengaja dibuat dan dirancang guru yang tertuang di dalam RPP agar proses dan aktivitas belajar bisa berjalan efektif dan efesien.    

 

2. Unsur-unsur pembelajaran

Pembelajaran sebagai sebuah interaksi, tentunya mempunyai unsur-unsur di dalamnya. Unsur-unsur bisa juga disebut dengan komponen.  Parwati dkk (2019) mengungkapkan beberapa unsur-unsur dalam pembelajaran seperti lingkungan fisik, lingkungan sosial, penyajian oleh guru, konten atau materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan produk-produk pembelajaran.

 

Guru ketika merencanakan sebuah strategi pembelajaran harus memperhatikan keenam unsur di atas. Ini bertujuan agar terjadi keserasian dengan otak siswa. Strategi pembelajaran yang baik sekalipun tidak akan memberikan dampak yang optimal jika diterapkan  dalam lingkungan yang berlawanan dengan prinsip kerja otak siswa (Parwati dkk, 2019).

 

Selain keenam unsur di atas, Parwati dkk (2019) mengungkapkan ada juga unsur-unsur pembelajaran yang bersifat dinamis. Unsur-unsur pembelajaran yang bersifat dinamis merujuk kepada dinamika siswa belajar siswa dalam belajar yang dapat dilihat dari  ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

 

Selain ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang menjadi unsur pembelajaran ada juga unsur-unsur pembelajaran yang merujuk kepada dinamika guru dalam kegiatan belajar mengajar. Unsur-unsur dinamika ini ditentukan oleh guru dan tentunya akan berpengaruh kepada proses belajar. Adapun komponen ataupun unsur-unsur pembelajaran yang perlu dipersiapkan guru seperti bahan ajar, suasana belajar, media dan sumber belajar dan guru sebagai subjek belajar (Parwati dkk, 2019).

Senada dengan Parwati dkk, Hamalik (2013) juga mengungkapkan bahwa Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun melalui unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Dari pengertian ini kita dapat memahami bahwa di dalam proses pembelajaran ada unsur-unsur pembangun sebuah pembelajaran yang saling mempengaruhi satu sama lain yang bersifat dinamis dan tentunya harus relevan agar terwujud tujuan pembelajaran yang diinginkan dan tercipta pembelajaran yang berkualitas.

 

Rusman (2013) mengemukan dengan sederhana beberapa komponen di dalam pembelajaran seperti:

a. Tujuan

Tujuan pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Tujuan umum meliputi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Sedangkan tujuan pembelajaran khusus berupa indikator pembelajaran. Baik KI, KD dan indikator pembelajaran semua tertuang di dalam RPP.

 

b. Sumber belajar

Benda ataupun dalam bentuk lain, selama bisa digunakan untuk membuat dan mempermudah terjadinya proses belajar maka bisa dikatakan sumber belajar. Adapun bentuknya seperti buku, lingkungan, surat kabar, digital konten dan sumber informasi lainnya.

 

c. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan infomasi atau materi pelajaran yang pada hakikatnya merupakan penerapan prinsip-prinsip psikologi dan prinsip-prinsip pendidikan bagi perkembangan anak.

 

d. Media pembelajaran

Media pembelajaran berupa software dan hardware untuk membantu proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan  belajar sebagai alat bantu guru untuk menunjang penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru.

 

e. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi merupakan alat indikator untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan. Evaluasi bukan hanya menilai secara spontan dan insidensial tapi menilai secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas.

 

Jadi dapat disimpulkan beberapa unsur/komponen di dalam pembelajaran yaitu

1.      Lingkungan fisik dan sosial dalam bentuk Fasilitas

2.      Penyajian oleh guru yang tersusun dari

a. Konten atau materi pembelajaran.

b. Proses pembelajaran.

c. Suasana belajar.

d. Prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

e. Strategi pembelajaran.

f. Tujuan pembelajaran umum dan khusus.

g. Perlengkapan dan material/produk-produk pembelajaran seperti Bahan ajar, Media dan sumber belajar.

h. Manusiawi yaitu Guru sebagai subjek belajar.

i. Evaluasi pembelajaran.

 

3. Ciri-ciri pembelajaran

Setiap kegiatan belajar mempunyai ciri-ciri . Siregar dan Nara (2014) mengungkapkan beberapa ciri-ciri pembelajaran yaitu:

1.   Merupakan upaya sadar dan disengaja

2.   Pembelajaran harus membuat siswa belajar.

3.   Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.

4.   Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya.

 Seringkali orang membedakan antara kata "pembelajaran" dengan "pengajaran"  tetapi tidak jarang pula orang memberikan pengertian yang sama antara keduanya. Parwati dkk (2019) membedakan beberapa istilah  berdasarkan ciri-cirinya yang dapat dilihat pada tabel di bawah.

 

Tabel 2.1 Perbedaan antara pengajaran dan Pembelajaran

No.

Pengajaran

Pembelajaran

1.

Dilaksanakan oleh mereka yang berprofesi sebagai pengajar

Dilaksanakan oleh mereka yang dapat membuat orang belajar

2.

Tujuannya menyampaikan informasi kepada pembelajar

Tujuannya agar terjadi belajar pada diri siswa atau pembelajar

3.

Merupakan salah satu penerapan strategi pembelajaran

Merupakan cara untuk mengembangkan rencana yang terorganisasi untuk keperluan belajar

4.

Kegiatan belajar berlangsung bila ada guru atau pengajar

Kegiatan belajar dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya guru

Berdasarkan perbedaan ciri-ciri antara pengajaran dan pembelajaran dapat kita pahami bahwa pembelajaran lebih luas maknanya dibandingkan pengajaran. Di dalam pembelajaran ada proses pengajaran yang dilakukan guru dan ada siswa yang belajar.

 

A.    DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2013 Kurikulum dan Pembelajran, Jakarta: Bumi aksara.

 

Karwono dan Heni Mularsih. 2012. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Jakarta: RajaGrafndo Persada.

 

Hidayati, Arini Ulfah. 2017. Melatih Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Volume 4 Nomor 2

 

Siregar, Evelune dan Nara, Hartini. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

 

Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

 

Parwati, Ni Nyoman, Suryawan, Putu Pesek dan Apsari, Ratih Ayu. 2019. Belajar dan Pembelajaran. Depok: RajaGrafindo Persada.


Putra, Edi Susrianto Indra. 2020. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN IPS DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau). Jurnal Edukasi ISSN: 2087-0310 E-ISSN:2721-7728

Sunday, November 20, 2022

HAKIKAT DAN CIRI-CIRI BELAJAR

 1. Hakikat Belajar

Belajar bukan hal ataupun kosa kata baru yang mungkin baru kita dengar. Belajar selalu dikaitkan dengan mengetahui. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak mampu menjadi mampu. Tapi apakah belajar hanya sebatas itu saja? Sebelum kita membahas lebih dalam tentang makna belajar bacalah cerita di bawah ini!


Wulan sekarang sudah masuk SD, namun dia belum mengenal huruf alfabet. Setelah 1 bulan bersekolah sekarang Wulan sudah bisa menyebutkan vocal huruf alfabet dengan benar dan lancar. Selain itu Wulan juga sudah bisa menulis huruf alfabet dari huruf a sampai z dengan benar. Maka kita dapat katakan bahwa Wulan sudah belajar.

Di dalam aktivitas sehari-hari, belajar dianggap kegiatan terpisah. Ada waktu dan tempat khusus untuk melakukan aktivitas belajar yaitu di sekolah, maupun tempat tertentu yang diperuntukan untuk kegiatan belajar. Sumber belajar pun identik dengan buku dan yang mengajar pun identik dengan guru. Padahal menurut  Aunurohman (2010) hampir semua aktivitas manusia tidak terlepas dari yang namanya belajar. Terlepas dari kegiatan yang dilakukan sendiri maupun berkelompok. Tidak ada waktu dan ruang yang mampu melepaskan manusia dari aktivitas belajar. Ini berarti belajar tidak dibatasi oleh waktu, ruang dan usia.

Kata belajar sering digunakan baik dalam bentuk kegiatan yang dilakukan maupun peristiwa yang sudah terjadi yang dialami sendiri oleh individu maupun orang lain sehingga memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Tapi apakah semua pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari guru bermanfaat untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari siswa? Tentu jawabannya tidak padahal Nurdin dan Adriantoni (2019) mengungkapkan  pengetahuan dan keterampilan ini yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam hidupnya.

Kita ambil salah satu kasus, hampir semua guru SD ketika mengajar IPS lebih berfokus ke kognitif (pengetahuan) dalam aktivitas belajar siswa, sedangkan  pada  segi  afektif  dan psikomotor sangat  sedikit  sekali (Putra, 2020). Harusnya "belajar merupakan suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan" (Siregar dan Nara, 2014). Dikatakan aktivitas mental (psikis) dikarenakan adanya perubahan perilaku/tingkah di dalam kepribadian individu. Perubahan itu sendiri menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor), bukan salah satu saja. 

Belajar selain aktivitas mental juga merupakan aktivitas fisiologis. Aktivitas mental seperti berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan lain sebagainya. Sedangkan aktivitas fisiologis merupakan aktivitas lebih kepada penerapan dan praktiknya, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, membuat produk/karya, latihan dan lain sebagainya (Rusman 2013). Senada dengan Rusman, Karwono dan Mularsih (2012) mengungkapkan bahwa dalam psikologi persoalan yang diamati dan diukur adalah perilaku. Perubahan diakui sebagai hasil belajar namun tidak seluruhnya merupakan hasil dari belajar. Supaya lebih memahami silahkan baca cerita dibawah ini!

Pak budi mempunyai dua orang anak. Anak pertama bernama Rio berumur 7 tahun. Rio setiap hari minggu selalu pergi ke kolam renang untuk belajar berenang bersama pelatihnya. Sekarang Rio sudah jago berenang. Perubahan yang dialami Rio disebut dengan belajar .

Anak kedua masih bayi bernama Ragil berumur 1 tahun. Saat ini Ragil masih merangkak dan sekali-kali berdiri untuk berjalan. Setelah 1 bulan berlalu sekarang Ragil sudah bisa berjalan tanpa harus berpegangan. Perubahan ini bukan karena proses belajar tapi karena proses kematangan dan pertumbuhan fisik.

Seseorang dikatakan telah belajar jika sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan ini merupakan akibat dari interaksi dengan lingkungannya bukan karena perubahan dan perkembangan fisik, penyakit, ataupun pengaruh minuman dan obat-obatan. Perubahan harus bersifat permanen, tahan lama, dan menetap bukan berlangsung sesaat (Siregar dan Nara, 2014).

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku dalam bentuk aktivitas fisik maupun mental yang disebabkan oleh interaksi dengan lingkungannya yang hasilnya bersifat menetap/ permanen.

2. CIRI-CIRI BELAJAR

Setelah seorang melakukan proses belajar, maka kita dapat melihat ciri-ciri bahwasanya dia sudah melakukan aktivitas belajar atau belum. Ciri-ciri belajar adalah perubahan. Jika belum ada perubahan terjadi kepada individu maka belum bisa dikatakan belajar. Perubahan itu sendiri bisa bersifat positif maupun negatif tergantung dari tujuan belajarnya (Karwono dan Mularsih, 2012).

Adapun ciri-cirinya menurut Siregar dan Nara (2014) yaitu Pertama adanya kemampuan atau perubahan baru. Perubahan tingkah laku itu bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Kedua perubahan tidak berlangsung sesaat. Ketiga perubahan tidak terjadi dengan tiba-tiba melainkan ada usaha dan interaksi dengan lingkungannya. Keempat perubahan bukan semata-mata disebabkan oleh perubahan fisik atau kedewasaan, kelelahan, penyakit ataupun pengaruh minuman beralkohol dan obat-obatan.

Senada dengan Siregar dan Nara, Karwono dan Mularsih (2012) mengungkapkan beberapa ciri-ciri belajar yaitu

a. Belajar adalah proses untuk berubah, dan hasil belajar adalah bentuk perubahannya. Jika belum ada perubahan maka belum dikatakan belajar.

b. Perubahan perilaku relatif permanen. Bukan tiba-tiba muncul seperti sulap. Namun jika perubahan ini tidak diulang-ulang maka akan lupa bahkan hilang.

c. Perubahan perilaku tidak selalu terjadi secara langsung setelah proses belajar selesai. Ada jeda waktu yang dibutuhkan hingga perilaku ini bisa muncul sehingga dibutuhkan pengulangan proses belajar.

d. Perubahan berasal dari latihan dan pengalaman. Perubahan ini bukan berasal dari kematangan dan insting.

e. Pengalaman atau latihan yang sudah diperoleh harus diperkuat. Hasil dari belajar itu bisa hilang, lupa, tidak dikuasai maka harus dilatih secara berulang-ulang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar yaitu

a. Adanya perubahan baru dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor.

b. Perubahan tidak bersifat sesaat atau relatif permanen. Maka perubahan yang sudah terjadi harus selalu diulang- ulang.

c. Perubahan tidak terjadi secara tiba-tiba namun berasal dari latihan dan pengalaman. Bukan berasal dari perubahan fisik (kematangan), insting ataupun adanya pengaruh yang mengakibatkan perubahan perilaku.

d. Ada waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh perubahan. Maka dibutuhkan juga pengulangan.

HAKIKAT PEMBELAJARAN

1. Makna Pembelajaran Pada bab 1 kita sudah membahas tentang makna belajar. Supaya belajar dapat terlaksana dengan baik dan maksimal maka ...