Profil

My photo
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Nama saya Afri Mardicko, dosen di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Saya putra asli Minang dan Jawa. Suku Minang saya adalah Caniago solok.

Sunday, November 20, 2022

HAKIKAT DAN CIRI-CIRI BELAJAR

 1. Hakikat Belajar

Belajar bukan hal ataupun kosa kata baru yang mungkin baru kita dengar. Belajar selalu dikaitkan dengan mengetahui. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak mampu menjadi mampu. Tapi apakah belajar hanya sebatas itu saja? Sebelum kita membahas lebih dalam tentang makna belajar bacalah cerita di bawah ini!


Wulan sekarang sudah masuk SD, namun dia belum mengenal huruf alfabet. Setelah 1 bulan bersekolah sekarang Wulan sudah bisa menyebutkan vocal huruf alfabet dengan benar dan lancar. Selain itu Wulan juga sudah bisa menulis huruf alfabet dari huruf a sampai z dengan benar. Maka kita dapat katakan bahwa Wulan sudah belajar.

Di dalam aktivitas sehari-hari, belajar dianggap kegiatan terpisah. Ada waktu dan tempat khusus untuk melakukan aktivitas belajar yaitu di sekolah, maupun tempat tertentu yang diperuntukan untuk kegiatan belajar. Sumber belajar pun identik dengan buku dan yang mengajar pun identik dengan guru. Padahal menurut  Aunurohman (2010) hampir semua aktivitas manusia tidak terlepas dari yang namanya belajar. Terlepas dari kegiatan yang dilakukan sendiri maupun berkelompok. Tidak ada waktu dan ruang yang mampu melepaskan manusia dari aktivitas belajar. Ini berarti belajar tidak dibatasi oleh waktu, ruang dan usia.

Kata belajar sering digunakan baik dalam bentuk kegiatan yang dilakukan maupun peristiwa yang sudah terjadi yang dialami sendiri oleh individu maupun orang lain sehingga memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Tapi apakah semua pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari guru bermanfaat untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari siswa? Tentu jawabannya tidak padahal Nurdin dan Adriantoni (2019) mengungkapkan  pengetahuan dan keterampilan ini yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam hidupnya.

Kita ambil salah satu kasus, hampir semua guru SD ketika mengajar IPS lebih berfokus ke kognitif (pengetahuan) dalam aktivitas belajar siswa, sedangkan  pada  segi  afektif  dan psikomotor sangat  sedikit  sekali (Putra, 2020). Harusnya "belajar merupakan suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan" (Siregar dan Nara, 2014). Dikatakan aktivitas mental (psikis) dikarenakan adanya perubahan perilaku/tingkah di dalam kepribadian individu. Perubahan itu sendiri menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor), bukan salah satu saja. 

Belajar selain aktivitas mental juga merupakan aktivitas fisiologis. Aktivitas mental seperti berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan lain sebagainya. Sedangkan aktivitas fisiologis merupakan aktivitas lebih kepada penerapan dan praktiknya, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, membuat produk/karya, latihan dan lain sebagainya (Rusman 2013). Senada dengan Rusman, Karwono dan Mularsih (2012) mengungkapkan bahwa dalam psikologi persoalan yang diamati dan diukur adalah perilaku. Perubahan diakui sebagai hasil belajar namun tidak seluruhnya merupakan hasil dari belajar. Supaya lebih memahami silahkan baca cerita dibawah ini!

Pak budi mempunyai dua orang anak. Anak pertama bernama Rio berumur 7 tahun. Rio setiap hari minggu selalu pergi ke kolam renang untuk belajar berenang bersama pelatihnya. Sekarang Rio sudah jago berenang. Perubahan yang dialami Rio disebut dengan belajar .

Anak kedua masih bayi bernama Ragil berumur 1 tahun. Saat ini Ragil masih merangkak dan sekali-kali berdiri untuk berjalan. Setelah 1 bulan berlalu sekarang Ragil sudah bisa berjalan tanpa harus berpegangan. Perubahan ini bukan karena proses belajar tapi karena proses kematangan dan pertumbuhan fisik.

Seseorang dikatakan telah belajar jika sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan ini merupakan akibat dari interaksi dengan lingkungannya bukan karena perubahan dan perkembangan fisik, penyakit, ataupun pengaruh minuman dan obat-obatan. Perubahan harus bersifat permanen, tahan lama, dan menetap bukan berlangsung sesaat (Siregar dan Nara, 2014).

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku dalam bentuk aktivitas fisik maupun mental yang disebabkan oleh interaksi dengan lingkungannya yang hasilnya bersifat menetap/ permanen.

2. CIRI-CIRI BELAJAR

Setelah seorang melakukan proses belajar, maka kita dapat melihat ciri-ciri bahwasanya dia sudah melakukan aktivitas belajar atau belum. Ciri-ciri belajar adalah perubahan. Jika belum ada perubahan terjadi kepada individu maka belum bisa dikatakan belajar. Perubahan itu sendiri bisa bersifat positif maupun negatif tergantung dari tujuan belajarnya (Karwono dan Mularsih, 2012).

Adapun ciri-cirinya menurut Siregar dan Nara (2014) yaitu Pertama adanya kemampuan atau perubahan baru. Perubahan tingkah laku itu bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Kedua perubahan tidak berlangsung sesaat. Ketiga perubahan tidak terjadi dengan tiba-tiba melainkan ada usaha dan interaksi dengan lingkungannya. Keempat perubahan bukan semata-mata disebabkan oleh perubahan fisik atau kedewasaan, kelelahan, penyakit ataupun pengaruh minuman beralkohol dan obat-obatan.

Senada dengan Siregar dan Nara, Karwono dan Mularsih (2012) mengungkapkan beberapa ciri-ciri belajar yaitu

a. Belajar adalah proses untuk berubah, dan hasil belajar adalah bentuk perubahannya. Jika belum ada perubahan maka belum dikatakan belajar.

b. Perubahan perilaku relatif permanen. Bukan tiba-tiba muncul seperti sulap. Namun jika perubahan ini tidak diulang-ulang maka akan lupa bahkan hilang.

c. Perubahan perilaku tidak selalu terjadi secara langsung setelah proses belajar selesai. Ada jeda waktu yang dibutuhkan hingga perilaku ini bisa muncul sehingga dibutuhkan pengulangan proses belajar.

d. Perubahan berasal dari latihan dan pengalaman. Perubahan ini bukan berasal dari kematangan dan insting.

e. Pengalaman atau latihan yang sudah diperoleh harus diperkuat. Hasil dari belajar itu bisa hilang, lupa, tidak dikuasai maka harus dilatih secara berulang-ulang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar yaitu

a. Adanya perubahan baru dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor.

b. Perubahan tidak bersifat sesaat atau relatif permanen. Maka perubahan yang sudah terjadi harus selalu diulang- ulang.

c. Perubahan tidak terjadi secara tiba-tiba namun berasal dari latihan dan pengalaman. Bukan berasal dari perubahan fisik (kematangan), insting ataupun adanya pengaruh yang mengakibatkan perubahan perilaku.

d. Ada waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh perubahan. Maka dibutuhkan juga pengulangan.

No comments:

Post a Comment

HAKIKAT PEMBELAJARAN

1. Makna Pembelajaran Pada bab 1 kita sudah membahas tentang makna belajar. Supaya belajar dapat terlaksana dengan baik dan maksimal maka ...