1. Hakikat Belajar
Belajar bukan hal ataupun kosa kata baru
yang mungkin baru kita dengar. Belajar selalu dikaitkan dengan mengetahui. Dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang
tidak mampu menjadi mampu. Tapi apakah belajar hanya sebatas itu saja? Sebelum
kita membahas lebih dalam tentang makna belajar bacalah cerita di bawah ini!
Wulan sekarang sudah masuk SD, namun dia belum mengenal huruf alfabet. Setelah 1 bulan bersekolah sekarang Wulan sudah bisa menyebutkan vocal huruf alfabet dengan benar dan lancar. Selain itu Wulan juga sudah bisa menulis huruf alfabet dari huruf a sampai z dengan benar. Maka kita dapat katakan bahwa Wulan sudah belajar. |
Di dalam aktivitas sehari-hari, belajar
dianggap kegiatan terpisah. Ada waktu dan tempat khusus untuk melakukan
aktivitas belajar yaitu di sekolah, maupun tempat tertentu yang diperuntukan
untuk kegiatan belajar. Sumber belajar pun identik dengan buku dan yang
mengajar pun identik dengan guru. Padahal menurut Aunurohman (2010) hampir semua aktivitas manusia
tidak terlepas dari yang namanya belajar. Terlepas dari kegiatan yang dilakukan
sendiri maupun berkelompok. Tidak ada waktu dan ruang yang mampu melepaskan
manusia dari aktivitas belajar. Ini berarti belajar tidak dibatasi oleh waktu,
ruang dan usia.
Kata belajar sering digunakan baik dalam
bentuk kegiatan yang dilakukan maupun peristiwa yang sudah terjadi yang dialami
sendiri oleh individu maupun orang lain sehingga memperoleh pengetahuan dan
keterampilan. Tapi apakah semua pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari
guru bermanfaat untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari siswa? Tentu
jawabannya tidak padahal Nurdin dan Adriantoni (2019) mengungkapkan pengetahuan dan keterampilan ini yang
nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam hidupnya.
Kita ambil salah satu kasus, hampir semua
guru SD ketika mengajar IPS lebih berfokus ke kognitif (pengetahuan) dalam
aktivitas belajar siswa, sedangkan
pada segi afektif
dan psikomotor sangat sedikit sekali (Putra, 2020). Harusnya "belajar
merupakan suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi
dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif
konstan" (Siregar dan Nara, 2014). Dikatakan aktivitas mental (psikis)
dikarenakan adanya perubahan perilaku/tingkah di dalam kepribadian individu.
Perubahan itu sendiri menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor), bukan salah satu
saja.
Belajar selain aktivitas mental juga merupakan aktivitas fisiologis.
Aktivitas mental seperti berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah,
membandingkan, membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan lain sebagainya.
Sedangkan aktivitas fisiologis merupakan aktivitas lebih kepada
penerapan dan praktiknya, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan, membuat
produk/karya, latihan dan lain sebagainya (Rusman 2013). Senada dengan Rusman,
Karwono dan Mularsih (2012) mengungkapkan bahwa dalam psikologi persoalan yang
diamati dan diukur adalah perilaku. Perubahan diakui sebagai hasil belajar
namun tidak seluruhnya merupakan hasil dari belajar. Supaya lebih memahami silahkan
baca cerita dibawah ini!
Pak budi mempunyai dua orang anak. Anak pertama bernama Rio berumur 7 tahun. Rio setiap hari minggu selalu pergi ke kolam renang untuk belajar berenang bersama pelatihnya. Sekarang Rio sudah jago berenang. Perubahan yang dialami Rio disebut dengan belajar . Anak kedua masih bayi bernama Ragil berumur 1 tahun. Saat ini Ragil masih merangkak dan sekali-kali berdiri untuk berjalan. Setelah 1 bulan berlalu sekarang Ragil sudah bisa berjalan tanpa harus berpegangan. Perubahan ini bukan karena proses belajar tapi karena proses kematangan dan pertumbuhan fisik. |
Seseorang dikatakan telah belajar jika sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan ini merupakan akibat dari interaksi dengan lingkungannya bukan karena perubahan dan perkembangan fisik, penyakit, ataupun pengaruh minuman dan obat-obatan. Perubahan harus bersifat permanen, tahan lama, dan menetap bukan berlangsung sesaat (Siregar dan Nara, 2014).
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa
belajar merupakan perubahan perilaku dalam bentuk aktivitas fisik maupun mental
yang disebabkan oleh interaksi dengan lingkungannya yang hasilnya bersifat
menetap/ permanen.
2. CIRI-CIRI BELAJAR
Setelah seorang melakukan proses belajar,
maka kita dapat melihat ciri-ciri bahwasanya dia sudah melakukan aktivitas
belajar atau belum. Ciri-ciri belajar adalah perubahan. Jika belum ada
perubahan terjadi kepada individu maka belum bisa dikatakan belajar. Perubahan
itu sendiri bisa bersifat positif maupun negatif tergantung dari tujuan
belajarnya (Karwono dan Mularsih, 2012).
Adapun ciri-cirinya menurut Siregar dan
Nara (2014) yaitu Pertama adanya kemampuan atau perubahan baru. Perubahan
tingkah laku itu bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotorik). Kedua perubahan tidak berlangsung sesaat. Ketiga
perubahan tidak terjadi dengan tiba-tiba melainkan ada usaha dan interaksi
dengan lingkungannya. Keempat perubahan bukan semata-mata disebabkan oleh
perubahan fisik atau kedewasaan, kelelahan, penyakit ataupun pengaruh minuman
beralkohol dan obat-obatan.
Senada dengan Siregar dan Nara, Karwono dan
Mularsih (2012) mengungkapkan beberapa ciri-ciri belajar yaitu
a. Belajar
adalah proses untuk berubah, dan hasil belajar adalah bentuk perubahannya. Jika
belum ada perubahan maka belum dikatakan belajar.
b. Perubahan
perilaku relatif permanen. Bukan tiba-tiba muncul seperti sulap. Namun jika
perubahan ini tidak diulang-ulang maka akan lupa bahkan hilang.
c. Perubahan
perilaku tidak selalu terjadi secara langsung setelah proses belajar selesai.
Ada jeda waktu yang dibutuhkan hingga perilaku ini bisa muncul sehingga
dibutuhkan pengulangan proses belajar.
d. Perubahan
berasal dari latihan dan pengalaman. Perubahan ini bukan berasal dari
kematangan dan insting.
e.
Pengalaman atau latihan yang sudah diperoleh harus diperkuat. Hasil dari
belajar itu bisa hilang, lupa, tidak dikuasai maka harus dilatih secara
berulang-ulang.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar yaitu
a. Adanya
perubahan baru dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Perubahan
tidak bersifat sesaat atau relatif permanen. Maka perubahan yang sudah terjadi
harus selalu diulang- ulang.
c. Perubahan
tidak terjadi secara tiba-tiba namun berasal dari latihan dan pengalaman. Bukan
berasal dari perubahan fisik (kematangan), insting ataupun adanya pengaruh yang
mengakibatkan perubahan perilaku.
No comments:
Post a Comment