Profil

My photo
Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Nama saya Afri Mardicko, dosen di Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Saya putra asli Minang dan Jawa. Suku Minang saya adalah Caniago solok.

Sunday, November 17, 2019

Prinsip Perbedaan Individu

Sebelum guru menetukan strategi pembelajaran, metode dan teknik-teknik evaluasi yang akan digunakan, maka guru terlebih dahulu dituntut untuk memahami karakteristik siswa dengan baik. Killen (dalam Aunurrohman, 2010:131) menyatakan hal ini dikarenakan dari hasil riset menunjukkan bahwa keberagaman faktor seperti sikap siswa, kemampuan dan gaya belajar, pengetahuan serta kemampuannya dan konteks pembelajaran merupakan komponen yang memberikan dampak sangat penting terhadap apa yang sesungguhnya harus siswa-siswa pelajari.

Pengenalan terhadap siswa dalam interaksi belajar mengajar, merupakan faktor yang sangat mendasar dan penting yang dilakukan oleh setiap guru agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat menyentuh kepentingan siswa, minat-minat mereka, kemampuan serta berbagai karakteristik lain yang terdapat pada siswa, dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Kebutuhan-kebutuhan mereka menggambarkan keragaman intelegensial, kemampuan maupun ketidakmampuan (Parkey, dalamAunurrohman, 2010:131). Bagi anak-anak yang memiliki kualitas intelegensi yang baik dan berada dalam tahap atau masa perkembangan tertentu memiliki sejumlah kebutuhan yang berbeda dengan anak-anak yang tergolong memiliki kualitas intelegensi yang rendah walaupun sama-sama berada pada tahap perkembangan tertentu.
Dalam pandangan DePorter & Hernacki (dalam Aunurrohman, 2010:131) terdapat tiga karakteristik atau modalitas belajar siswa yang perlu diketahui oleh setiap pendidik dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Orang-orang visual, yang seringkali ditandai suka mencoret-coret ketika berbicara  telpon, berbicara dengan cepat, lebih suka melihat peta dari pada mendengar penjelasan.
2.  Orang-orang yang auditorial, yang sering ditandai suka berbicara sendiri, lebih suka mendengarkan ceramah atau seminar dari pada membaca buku, lebih suka berbicara dari pada menulis.
3.  Orang-orang yang kinestik, yang sering ditandai berpikir lebih baik ketika bergerak atau berjalan, banyak menggerakkan anggota tubuh ketika berbicara, sulit untuk duduk dan diam.

Michael Grinder, pengarang Righting the education Conveyor Belt (Aunurrohman, 2010:132), telah mengajar gaya-gaya belajar dan mengajar kepada banyak instruktur. Ia mencatat bahwa setiap kelompok yang terdiri dari tiga puluh siswa, sekitar dua puluh dua orang mampu belajar secara cukup efesien dengan cara visual, auditorial dan kinestik sehingga mereka tidak membutuhkan perhatian khusus. Dari sisa delapan orang, sekitar enam orang memilih satu modalitas dengan sangat menonjol melebihi dua modalitas lainnya. Dua orang siswa lainnya mempunyai kesulitan belajar karena sebab-sebab eksternal.

Secara lebih spesifik berkenaan dengan implikasi atau penerapan prinsip-prinsip perbedaan individual dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru (Aunurrohman, 2010:133) sebagai berikut:
1. Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya untuk selanjutnya mendapat perlakuan dan layanan kegiatan belajar yang mereka butuhkan.
2.  Para siswa harus terus didorong untuk mampu memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan.
3. Peserta didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode yang selaras dengan minat, tujuan dan latar belakang mereka.
4. Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya serta pemenuhan kebutuhan belajar maupun bimbingan yang berbeda dengan siswa-siswi lainnya.
5.  Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar dapat lebih diperkuat bilamana para siswa tidak merasa terancam oleh proses yang ia ikuti serta limgkungannya sehingga mereka memiliki keleluasaan untuk berpartisispasi secara efektif dalam kegiatan belajar.
6. Para siswa yang sudah memahami kekuatan dirinya akan lebih cenderung memiliki dorongan dan minat untuk belajar secara lebih sungguh-sungguh.

3 comments:

HAKIKAT PEMBELAJARAN

1. Makna Pembelajaran Pada bab 1 kita sudah membahas tentang makna belajar. Supaya belajar dapat terlaksana dengan baik dan maksimal maka ...